Scroll untuk baca artikel
Nasional

Kepala Basarnas: Tidak Ada Daerah Terisolasi Pasca Bencana di Sumatera

×

Kepala Basarnas: Tidak Ada Daerah Terisolasi Pasca Bencana di Sumatera

Sebarkan artikel ini
Kepala Basarnas
Kepala Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas), Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii, justru membawa angin segar: tidak ada daerah yang benar-benar “terisolasi”

Topikseru.com – Diketahui pasca bencana alam berupa banjir bandang dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Pulau Sumatera dalam beberapa pekan terakhir telah menyita perhatian nasional.

Sebelumnya, banyak kabar yang beredar mengenai daerah-daerah yang terputus aksesnya akibat kerusakan infrastruktur sempat menimbulkan kekhawatiran publik.

Namun, pernyataan terbaru dari Kepala Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas), Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii, justru membawa angin segar: tidak ada daerah yang benar-benar “terisolasi”.

Dalam keterangan resminya, Syafii menegaskan bahwa konsep “daerah terisolasi” tidak berlaku dalam operasi SAR Basarnas.

Menurutnya, meskipun akses darat mungkin terputus akibat longsor atau jembatan yang ambruk, tim SAR tetap memiliki berbagai jalur alternatif untuk menjangkau masyarakat terdampak.

“Bagi Badan SAR Nasional, tidak ada kata-kata daerah terisolasi karena kita bisa menjangkau, entah itu dengan pesawat maupun sarana laut,” ujar Syafii tegas.

Baca Juga  10 Wilayah Indonesia Berstatus Waspada Gelombang Tsunami Pascagempa M 8,7 Kamchatka, BMKG: Masyarakat Menjauh dari Pantai

Akses Darat Bisa Terganggu, Tapi Bukan Berarti Terputus Total

Syafii menjelaskan lebih lanjut bahwa yang sering kali disebut “terisolasi” sebenarnya merujuk pada terputusnya akses transportasi darat.

Dalam konteks bencana, hal ini memang lazim terjadi—jalan rusak, jembatan runtuh, atau longsor menutup rute utama.

Namun, kondisi tersebut tidak berarti wilayah tersebut benar-benar terputus dari bantuan.

“Yang terputus adalah transportasi darat. Biasanya seperti itu makna daerah terisolasi: sarana darat tidak bisa masuk, listrik padam, dan jaringan komunikasi terputus,” imbuhnya.

Meski demikian, Basarnas telah menyiapkan strategi multikanal untuk memastikan tidak ada titik di Indonesia yang tidak bisa dijangkau.

Tim SAR dapat menggunakan helikopter, pesawat kecil, perahu karet, hingga kapal laut untuk menyalurkan bantuan logistik, evakuasi korban, atau mendistribusikan tim medis.