“Berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di beberapa wilayah, seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara. Selain itu, pengaruh siklon ini juga menyebabkan peningkatan tinggi gelombang laut antara 1,25 hingga 2,5 meter (kategori laut sedang) di wilayah Perairan Kepulauan Sangihe-Talaud, Laut Maluku, dan Samudra Pasifik Utara Halmahera.” imbuhnya.
Dampak Fenomena Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial
Sementara itu, Direktur Meteorologi Publik, Andri Ramdhani menambahkan, pihaknya juga memantau fenomena Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial.
Fenomena ini, kata Andri berdampak pada meningkatnya ketersediaan massa uap air basah. Kondisi ini memicu gangguan pola angin yang dapat mendukung pertumbuhan awan-awan hujan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Saat bersamaan, terjadi labilitas lokal yang kuat serta adanya pertemuan dan perlambatan kecepatan angin atau konvergensi beberapa wilayah di Indonesia. Labilitas ini mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah konvergensi konfluensi tersebut.
“Maka dari itu, dalam sepekan ke depan, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem dan dampak ikutannya. Berupa bencana hidrometeorologi yang berpotensi terjadi di seluruh wilayah Indonesia,” pungkasnya.
Penulis : Damai Mendrofa
Editor : Muklis
Sumber Berita : Siaran Pers BMKG