Prosedur Keselamatan: Return to Apron
Menurut Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro, pihak maskapai langsung menerapkan prosedur keselamatan penerbangan.
“Saat posisi pesawat sudah pushback, salah satu pelanggan laki-laki berinisial H menyampaikan informasi adanya bom kepada awak kabin,” ujar Danang dalam keterangan tertulisnya, Minggu (3/8/2025).
Awak kabin pun segera mengonfirmasi ulang, tetapi H tetap bersikukuh. Informasi diteruskan kepada kapten pilot dan petugas layanan darat. Karena posisi pesawat sudah bergerak di landasan, kru penerbangan menerapkan prosedur RTA (Return to Apron) – pesawat dikembalikan ke apron untuk pemeriksaan lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Penumpang H diturunkan dari pesawat dan langsung diserahkan kepada pihak berwenang untuk penyelidikan mendalam.
Berikut 5 Penumpang Mengaku Bawa Bom yang Pernah Menghebohkan Dunia Penerbangan Indonesia
Pernyataan “Ada bom di pesawat!” bukan sekadar lelucon. Di dunia penerbangan, kalimat ini langsung memicu prosedur darurat, pengalihan penerbangan, kerugian operasional, hingga proses hukum yang serius.
Kendati teknologi keamanan bandara semakin canggih, kasus penumpang pesawat mengaku bawa bom masih terus berulang.
1. Candaan Bom Penumpang Citilink Makassar (2023)
Pada Mei 2023, penumpang Citilink rute Makassar – Jakarta harus berurusan dengan polisi usai bercanda membawa bom di bagasinya.
Candaan itu dilontarkan saat petugas kabin menanyakan barang bawaan. Alhasil, pesawat delay berjam-jam karena dilakukan pemeriksaan ulang penumpang dan bagasi. Candaan iseng tersebut berujung denda dan sanksi hukum.
2. Penerbangan Garuda Indonesia Digegerkan Ancaman Bom (2018)
Pada 2018, Garuda Indonesia rute Jakarta – Jayapura dibuat heboh usai seorang penumpang berteriak ada bom di kabin. Awak kabin segera menerapkan prosedur darurat, memeriksa kabin, hingga menurunkan penumpang.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya