Scroll untuk baca artikel
Peristiwa

Penjarahan Rumah Ahmad Sahroni di Tanjung Priok, Begini Reaksi Kerasnya di X

×

Penjarahan Rumah Ahmad Sahroni di Tanjung Priok, Begini Reaksi Kerasnya di X

Sebarkan artikel ini
Ahmad Sahroni
Ahmad Sahroni ungkapkan kekesalan dan kekecewaanya di APlikasi X atas penjarahan yang terjadi di rumahnya

Dicopot dari Jabatan Pimpinan DPR RI

Kontroversi yang makin meluas membuat Partai NasDem dan DPR RI mengambil langkah tegas. Ahmad Sahroni akhirnya dicopot dari jabatannya sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR RI.

Langkah ini diambil setelah banyaknya desakan dari berbagai pihak, baik dari internal partai maupun tekanan publik. Meski digeser ke Komisi I DPR RI, posisinya tetap berada di sorotan publik.

Bagi sebagian masyarakat, pencopotan ini dianggap belum cukup untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap sosok Sahroni. Aksi massa di rumahnya seolah menjadi simbol nyata dari kekecewaan rakyat.

Profil Ahmad Sahroni: Dari Sopir hingga “Crazy Rich Tanjung Priok”

Ahmad Sahroni dikenal sebagai sosok fenomenal dalam dunia politik Indonesia. Lahir dari keluarga sederhana di Tanjung Priok, ia memulai hidupnya dengan menjadi sopir truk dan pekerja lepas. Perlahan, ia membangun usaha di bidang bahan bakar dan pelayaran hingga meraih kesuksesan besar.

Kesuksesan finansial membuatnya mendapat julukan “crazy rich Tanjung Priok”. Ia kemudian terjun ke dunia politik melalui Partai NasDem dan terpilih sebagai anggota DPR RI. Namun, perjalanan politiknya tidak selalu mulus. Ucapan-ucapannya yang kerap kontroversial membuat namanya sering menuai polemik.

Reaksi Publik terhadap Penjarahan Rumah Sahroni

Peristiwa penjarahan di rumah Ahmad Sahroni mendapat perhatian luas masyarakat. Ada dua kubu opini yang muncul:

  1. Kubu yang menilai aksi massa sebagai bentuk kekecewaan terhadap sikap arogan pejabat. Mereka beranggapan bahwa komentar merendahkan rakyat seharusnya tidak pantas keluar dari seorang wakil rakyat.

  2. Kubu yang menolak aksi anarkis. Mereka menilai, meskipun ucapan Sahroni menyakitkan hati, tindakan penjarahan dan perusakan tetap merupakan pelanggaran hukum yang tidak bisa dibenarkan.

Pengamat politik juga menilai peristiwa ini sebagai peringatan keras bagi pejabat publik agar lebih berhati-hati dalam bersikap. Hubungan antara rakyat dan wakilnya harus dibangun dengan komunikasi yang sehat, bukan dengan saling menyakiti melalui ucapan maupun tindakan.

Kasus ini berpotensi memberi dampak panjang, baik secara sosial maupun politik. Beberapa analis menilai bahwa karier politik Ahmad Sahroni kini berada di persimpangan jalan. Ia harus menghadapi proses hukum terkait penjarahan serta melakukan pemulihan citra politik yang kini terlanjur tercoreng.

Di sisi lain, masyarakat juga diingatkan bahwa penyampaian aspirasi seharusnya tetap dilakukan dalam koridor hukum, bukan melalui aksi anarkis yang merugikan banyak pihak.

Kasus penjarahan rumah Ahmad Sahroni di Tanjung Priok memperlihatkan betapa rapuhnya hubungan antara pejabat publik dengan masyarakat ketika komunikasi tidak dijaga dengan baik. Ucapan yang menyinggung publik dapat memicu reaksi keras dan berujung pada peristiwa yang tidak diinginkan. (*)

Baca Juga  Brankas Sahroni Dibobol Massa: Uang Dolar Singapura Pecahan 1.000 Disebar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *