Selama masa kepemimpinannya, Roni dikenal sebagai sosok yang tegas, disiplin, namun tetap peduli terhadap siswa-siswinya. Berkat dedikasinya, ia bahkan pernah dipercaya mewakili Indonesia dalam program pendidikan di Tiongkok, sebuah prestasi yang jarang dicapai oleh seorang kepala sekolah di daerah.
Pada tahun 2023, ia mendapat mandat baru untuk memimpin SMPN 1 Prabumulih.
Di sekolah barunya, Roni berhasil menghadirkan suasana belajar yang tertib sekaligus humanis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tidak heran jika saat dirinya dicopot dari jabatan, murid-murid menangis haru dan berbondong-bondong memeluknya dalam momen perpisahan.
Tidak hanya Roni Ardiansyah yang merasakan dampak mutasi mendadak. Seorang satpam SMPN 1 Prabumulih juga turut menjadi korban dalam kasus ini.
Satpam tersebut diberhentikan dari tugasnya setelah insiden dengan anak pejabat setempat.
Menurut keterangan yang beredar, satpam itu sempat melarang mobil anak Wali Kota Prabumulih masuk ke area sekolah ketika hujan deras mengguyur.
Alasannya sederhana, mobil tersebut diparkir di lokasi yang seharusnya steril dari kendaraan, yakni lapangan sekolah.
Area tersebut biasanya dipakai untuk kegiatan olahraga dan upacara, sehingga dikhawatirkan bisa membahayakan siswa jika kendaraan bebas keluar-masuk.
Namun, keputusan tegas satpam itu justru berbuntut panjang. Tak lama setelah peristiwa tersebut, ia diberhentikan dari posisinya.
Publik menilai tindakan ini sebagai bentuk ketidakadilan, karena satpam hanya menjalankan tugas sesuai aturan sekolah.
Banyak pihak kemudian menghubungkan kasus satpam ini dengan pencopotan Roni Ardiansyah.
Keduanya sama-sama mengambil sikap tegas demi menjaga aturan sekolah, namun justru berakhir kehilangan jabatan.
Situasi ini membuat masyarakat semakin yakin bahwa ada tekanan dari pihak berkuasa yang memengaruhi keputusan tersebut.
Kabar pemecatan kepala sekolah dan satpam SMPN 1 Prabumulih langsung menyebar cepat di media sosial. Video perpisahan Roni dengan murid-muridnya semakin memantik simpati publik. Banyak netizen menilai bahwa keputusan tersebut tidak adil dan merusak dunia pendidikan.
Beberapa komentar warganet menyebut, sekolah seharusnya menjadi tempat yang menjunjung tinggi aturan dan disiplin.
Bila seorang kepala sekolah dan satpam yang menegakkan aturan justru dihukum, maka pesan buruk akan tertanam bagi generasi muda: bahwa hukum bisa kalah oleh kekuasaan.
Selain itu, banyak masyarakat yang mengingatkan bahwa aturan larangan siswa membawa kendaraan ke sekolah dibuat bukan tanpa alasan. Aturan tersebut menyangkut keselamatan siswa karena sebagian besar masih di bawah umur dan belum memiliki SIM.
Kasus ini akhirnya memunculkan desakan agar pihak Dinas Pendidikan Prabumulih memberikan klarifikasi yang lebih transparan. Publik menuntut penjelasan detail mengenai alasan pencopotan Roni Ardiansyah dan pemberhentian satpam sekolah.
Masyarakat berharap ada kejelasan agar kasus ini tidak menimbulkan kesan bahwa keputusan hanya diambil karena kepentingan segelintir orang. Dunia pendidikan, menurut banyak pengamat, seharusnya menjadi ruang yang bersih dari intervensi politik maupun kekuasaan.
Di sisi lain, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prabumulih, A. Darmadi, memberikan klarifikasi.
Menurutnya, mutasi merupakan hal biasa untuk penyegaran organisasi. Ia menegaskan rotasi jabatan dapat terjadi kapan saja demi menjaga dinamika lembaga pendidikan.
Namun, publik menilai alasan itu tidak masuk akal. Pencopotan mendadak setelah insiden teguran membuat banyak orang curiga ada tekanan dari pihak tertentu.
Video perpisahan Roni dengan siswa viral di berbagai platform, mulai dari Instagram hingga X (Twitter). Banyak warganet menilai Roni tidak layak dicopot hanya karena menegakkan aturan sekolah.
Beberapa komentar bahkan menyebut bahwa dunia pendidikan tidak boleh diintervensi kepentingan politik. Mereka menilai apa yang dilakukan Roni justru sudah benar demi menjaga disiplin siswa.
Kasus pemecatan Kepala Sekolah SMPN 1 Prabumulih kini menjadi isu nasional. Banyak pihak menilai pendidikan harus berjalan tanpa campur tangan kekuasaan. Sosok guru dan kepala sekolah yang menegakkan aturan seharusnya didukung, bukan justru dijatuhkan.
Momen perpisahan yang penuh air mata itu menjadi simbol kecintaan murid terhadap gurunya. Sekaligus pengingat bahwa integritas seorang pendidik tetap dihargai oleh mereka yang dididiknya. (*)
Halaman : 1 2