Scroll untuk baca artikel
Peristiwa

Akses Rusak Parah, Korban Banjir Bandang Aceh Utara Tempuh Jalur Ekstrem hingga 3 Jam demi Mencapai Lokasi Bantuan

×

Akses Rusak Parah, Korban Banjir Bandang Aceh Utara Tempuh Jalur Ekstrem hingga 3 Jam demi Mencapai Lokasi Bantuan

Sebarkan artikel ini
Korban Banjir Bandang Aceh Utara
Korban bencana banjir bandang Aceh Utara yang berjalan kaki puluhan kilometer demi mendapatkan bantuan. (TikTok.com/@joe_sastra)

Empati Warganet Mengalir Deras di Media Sosial

Postingan mengenai derita korban banjir bandang ini langsung viral, memicu gelombang simpati dan doa dari warganet. Kolom komentar dipenuhi pesan haru dan kekhawatiran.

“Kemana mereka pergi? Rumah pun sudah hilang tiada jejak. Permudahkanlah urusan mereka.” – komentar akun @nurulfatihah.

“Aku takut liatnya. Jalannya seperti membelah gunung. Pohon semuanya hilang. Semoga selamat semua.” – tulis akun @vinasweet.

Banyak warganet lainnya turut membagikan video serupa sebagai bentuk solidaritas dan pengingat akan besarnya dampak bencana ini. Tidak sedikit juga yang menginisiasi donasi dan penggalangan bantuan melalui platform digital.

Data Terkini Korban: 37 Meninggal, 8 Hilang, Ribuan Mengungsi

BNPB merilis data terbaru terkait dampak banjir bandang di Bener Meriah dan Aceh Utara per Kamis, 11 Desember 2025. Situasi di lapangan masih sangat memprihatinkan dan berpotensi terus bertambah seiring pencarian korban.

Baca Juga  Gempa Poso 6,0 SR Guncang Sulawesi Tengah, Gereja Ambruk dan Satu Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

Data resmi BNPB:

  • 37 jiwa meninggal dunia

  • 8 warga masih hilang

  • 17 orang mengalami luka-luka

  • 8.900 warga mengungsi

Para pengungsi kini tersebar di puluhan titik sementara, sebagian di balai desa dan sekolah yang masih berdiri. Kebutuhan mendesak seperti makanan, air bersih, selimut, pakaian layak pakai, serta penerangan sangat dibutuhkan.

Kondisi Aceh pascabencana banjir bandang dan longsor menunjukkan betapa besar ketangguhan masyarakat di tengah keterbatasan. Perjuangan warga berjalan kaki sejauh belasan kilometer untuk mendapatkan beras dan BBM menjadi simbol keteguhan hati rakyat Aceh menghadapi musibah.

Dengan dukungan dari seluruh pihak—pemerintah, relawan, lembaga kemanusiaan, hingga warganet—harapan untuk bangkit kembali tetap terbuka. Pemulihan Aceh bukan hanya soal perbaikan infrastruktur, tetapi juga pemulihan kehidupan dan harapan ribuan korban yang terdampak.