Scroll untuk baca artikel
Peristiwa

Jalan Putus Pascabanjir, Ibu Hamil Dievakuasi Lewat Tebing Curam di Sumbar

×

Jalan Putus Pascabanjir, Ibu Hamil Dievakuasi Lewat Tebing Curam di Sumbar

Sebarkan artikel ini
Evakuasi ibu hamil melewati jalan sempit di tebing curam pascabencana alam di Sumatera Barat.
Proses evakuasi seorang ibu hamil melintasi akses jalan di tebing curam setelah wilayahnya terdampak bencana alam di Sumatera Barat. (Facebook.com/HarapanAmalMulia)

Topikseru.com – Di tengah kondisi infrastruktur yang belum pulih sepenuhnya pascabencana banjir bandang dan tanah longsor, sebuah video evakuasi seorang ibu hamil dari desa pedalaman Sumatera Barat viral di media sosial dan menggugah empati publik.

Cuplikan video yang diunggah akun Facebook Harapan Amal Mulia pada Selasa, 16 Desember 2025, memperlihatkan seorang ibu hamil harus dievakuasi melalui jalur ekstrem karena akses jalan utama terputus akibat terjangan banjir bandang.

Dalam video tersebut, ibu hamil itu terlihat berjalan perlahan menuruni bebatuan licin, dibantu personel TNI dan warga setempat. Medan yang dilalui berupa tebing curam dan jalur berbatu, yang terbentuk akibat longsoran tanah dan aliran sungai pascabanjir.

“Kejadian di Desa Batu Busuak, Pauh, Sumbar,” demikian keterangan yang tertulis dalam unggahan tersebut.

Jalan Penghubung Hilang, Evakuasi Lewat Tebing Curam

Berdasarkan informasi yang disampaikan dalam unggahan itu, banjir bandang menyebabkan jalan penghubung antardesa hilang karena tergerus aliran sungai yang meluap dari daerah hulu.

Akses yang sebelumnya menjadi jalur utama warga kini berubah menjadi cerukan sungai baru, dengan kontur tanah yang curam dan berbahaya untuk dilalui, terutama bagi kelompok rentan seperti ibu hamil.

“Gara-gara banjir, jalan penghubung hilang, dan ibu hamil ini harus dievakuasi dari tebing yang curam,” tulis akun tersebut.

Kondisi ini membuat proses evakuasi tidak bisa menggunakan kendaraan, sehingga petugas dan warga harus berjalan kaki melewati perbukitan dan jalur darurat.

Dalam unggahan yang sama, disebutkan bahwa evakuasi dilakukan saat kondisi sang ibu hamil sudah mendekati masa persalinan. Hal ini menambah tingkat risiko dalam proses pemindahan dari desa menuju lokasi yang lebih aman dan memiliki akses layanan kesehatan.

“Evakuasi ibu hamil, tinggal menunggu hari H (kelahiran),” demikian bunyi keterangan dalam video tersebut.

Ibu hamil itu tampak kesulitan menuruni jalur berbatu, sehingga harus dipapah dan dibantu secara bergantian oleh aparat TNI dan warga sekitar.

“Harus lewat perbukitan karena jalan penghubung putus,” lanjut keterangan unggahan.