Topikseru.com – Bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda wilayah Sumatera pada akhir November 2025 masih menyisakan jejak kerusakan dan temuan mencengangkan di sejumlah daerah terdampak.
Salah satu yang menyita perhatian publik adalah temuan gelondongan kayu berukuran raksasa yang terdampar di kawasan permukiman warga Aceh Tamiang, Aceh.
Gelondongan kayu tersebut diduga kuat terbawa arus deras banjir dari wilayah hulu sungai saat bencana menerjang.
Ukurannya yang tidak lazim membuat warga, relawan, hingga aparat terkejut karena sebelumnya fenomena serupa belum pernah terjadi di kawasan tersebut.
Temuan ini menjadi sorotan luas setelah dibagikan oleh influencer Buni Amin melalui akun Instagram pribadinya @babang.amien pada Sabtu (20/12/2025).
Dalam video yang diunggah, tampak batang kayu berdiameter besar tergeletak di tengah area pemukiman yang sebelumnya terendam banjir.
“Batang kayu besar banget di Aceh Tamiang pasca banjir, belum pernah terjadi sebelumnya,” ujar Buni dalam video tersebut.
Kayu Raksasa Diduga Terbawa dari Kawasan Hulu
Sejumlah relawan yang terlibat dalam proses pembersihan material banjir menyebutkan bahwa gelondongan kayu itu kemungkinan berasal dari kawasan hutan di daerah hulu sungai.
Saat banjir bandang terjadi, arus air yang sangat kuat menghanyutkan material besar, termasuk batang-batang kayu berusia puluhan tahun.
Menurut keterangan relawan di lapangan, panjang dan ketebalan kayu tersebut tergolong ekstrem.
“Satu kayu ini bisa jadi satu kapal,” ujar seorang relawan sambil menunjuk batang kayu yang panjangnya mencapai belasan meter.
Relawan lain bahkan terlihat duduk di atas gelondongan kayu tersebut untuk menunjukkan ukurannya yang sangat besar.
Mereka menyebut kayu itu cukup kokoh dan berpotensi dimanfaatkan kembali oleh warga untuk kebutuhan darurat.
Potensi Dimanfaatkan Warga Pascabencana
Di tengah keterbatasan akibat bencana, sebagian warga mulai mempertimbangkan pemanfaatan kayu-kayu besar yang terdampar sebagai bahan bangunan sementara.
Relawan menyebut kayu tersebut dapat dijadikan tiang penyangga rumah, jembatan darurat, atau alas bangunan bagi warga yang kehilangan tempat tinggal.
“Kayu ini nanti bisa mereka bangun untuk tapaknya masing-masing,” ujar seorang relawan dalam rekaman video.
Meski demikian, relawan dan aparat tetap mengimbau agar pemanfaatan material dilakukan secara terkoordinasi demi keselamatan dan keberlanjutan lingkungan.












