
“Hal itu jadi kendala, jika naik sepeda motor akan sulit melintasi jalur tanah, sebab licin, bisa-bisa celaka karena terpleset. Sedangkan jika berjalan kaki, beberapa anak harus menempuh jarak 2 km dari rumah mereka. Akan tetapi sebagian siswa yang sudah duluan datang tetap melanjutkan belajar walau kawannya tak hadir,” kata Rasidi.
Rasidi mengaku maklum dengan situasi itu. Sebab dia mengakui lokasi tempatnya membagikan ilmu pengetahuan berada di ujung kampung dan berjarak 90 menit lebih dari Kota Medan.
Walaupun kondisi bangunan sekolah belum sempurna berdiri, Rasidi mengajak para guru mencari solusi untuk mendapatkan dana dari luar sekolah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Butuh Bantuan
Rasidi mengatakan pihaknya sudah mengajukan permohonan ke pemerintah Kabupaten Deli Serdang melalui Kementerian Agama agar membantu pendanaan perihal bangunan dan prasarana sekolah.
“Alhamdulillah, tahun 2023 semalam, kami sudah dapat memiliki prasarana digital untuk sekolah, jadi anak-anak sudah bisa ikut ujian secara online, walau harus pindah tempat kerumah saya. Sebab, jaringan internet di daerah kami ini jelek bu, sering kami tak dapat sinyal, terlebih di daerah sekolah ini.” ujar Rasidi, Sabtu (4/5).
“Kalau hitungan kotor saja, kami butuh Rp 10 juta untuk memperbaiki pagar sekolah yang mulai rusak. Ada beberapa batu juga yang masih sekolah simpan, jadinya kami tinggal cari kurangnya saja. Batu bata sisa membuat kamar mandi kemarin,” tambah Rasidi.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya