Salah satu yang menjadi pemicu, lanjut politikus PDI Perjuangan ini, adalah eksklusivitas organisasi mahasiswa yang terpengaruh oleh sebagian senior atau alumni.
“Ada kelompok aktivis mahasiswa yang di seret- seret para alumni (senior) ke sana- sini, akhirnya membuat aktivis mahasiswa tidak solid. Akibatnya, ketika sebagian aktivis salah langkah, yang lain tidak peduli. Mereka saling membiarkan karena tidak lagi memiliki ‘musuh’ bersama,” kata Sutrisno.
Sutrisno menilai, eksklusivitas menjadi biang dari ‘perpecahan’ dan hilangnya solidaritas di antara sesama mahasiswa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain itu, lanjutnya, arogansi alumni atau senior dari kompetisi tertentu, merembet dan terbawa hingga ke organisasi.
Bagi yang berhasil, menjadi jumawa. Sedangkan yang kalah (dikalahkan) menabung amarah, menunggu giliran untuk membalas dendam.
“Akibatnya, gerakan mahasiswa menjadi rapuh, tidak memiliki agenda bersama dan mulai bermain dengan isu sendiri, sehingga mudah dijebak,” ujar Sutrisno.
Usut Aktor Intelektual
Sutrisno mengatakan kasus yang menjerat pimpinan organisasi kelompok Cipayung Plus di Kota Medan ini harus diusut tuntas.
Dia meminta pengusutan tidak hanya pada dugaan suap, tetapi juga aktor intelektualnya.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya