“Sulit cari kerja di Indonesia. Kalau pun ada, gajinya kecil. Di sini, gaji sebulan bisa 3 kali lipat dari UMR di Indonesia,” ungkap Ricky.
Deris mulai bekerja di Kamboja sejak September 2022. Awalnya, ia diajak oleh temannya saat pandemi Covid-19. Gaji tinggi yang ditawarkan membuat Deris tidak ragu untuk bekerja di sektor judi online, meskipun harus meninggalkan tanah air.
“Aku Sarjana bang komunikasi di Bandung, eh pas wisuda payah kali cari kerjaan, baik di Bandung ataupun palembang, kalau pun ada tawaran kerja, gaji Rp 2 Jutaan. Mau tak mau ada tawaran kerja gini, gaji besar, ya sudah ku ambil tawarannya,” ucapnya
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Senada dengan itu, Wina, seorang ibu asal Medan, bekerja di Kamboja bersama suaminya sejak 2022. Desakan ekonomi menjadi alasan utama mereka menerima pekerjaan tersebut.
Ia bahkan harus menitipkan anaknya yang berusia tiga tahun kepada orang tuanya di Medan.
“Sulit cari kerja di Medan. Gaji hanya Rp1-2 juta, tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Di sini, gajinya lebih besar dan ada bonus,” kata Wina.
Legalitas Judi Online di Kamboja
Kamboja merupakan salah satu negara yang melegalkan perjudian online. Hal ini menjadikannya magnet bagi pekerja asing, termasuk dari Indonesia.
Banyak WNI yang bekerja di sektor ini, baik langsung di bisnis judi online maupun di sektor pendukung seperti restoran, laundry, dan toko handphone.
Menurut Duta Besar RI untuk Kamboja seperti yang dilansir dari Antara, Santo Darmosumarto, sekitar 60% WNI di Kamboja bekerja di sektor judi online, sementara 40% sisanya bekerja di bisnis pendukung.
Meskipun gaji besar menjadi daya tarik utama, bekerja di sektor judi online di Kamboja tidak selalu menjanjikan.
Banyak pekerja yang minim perlindungan, sehingga rentan menjadi korban perdagangan manusia.
Pemerintah Indonesia telah memulangkan puluhan korban perdagangan manusia dari Kamboja dalam beberapa tahun terakhir.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya