Siswi ini tinggal bersama ibunya yang bekerja sebagai asisten rumah tangga setelah ayahnya meninggal dunia.
Keinginannya untuk membawa makanan gratis tersebut kepada ibunya menunjukkan betapa besar rasa sayang dan tanggung jawab yang dimilikinya meski masih kecil.
Kisah ini mendorong pihak kepolisian untuk memberikan perhatian lebih kepada keluarganya.
AKP Yetty bahkan menyatakan rencana memberikan bantuan tali asih langsung ke rumah siswi tersebut sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi keluarganya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kisah ini menjadi pengingat bahwa masih banyak keluarga yang membutuhkan dukungan melalui program-program sosial seperti MBG.
Ditempat lain, di SDN 07 Cideng, Jakarta Pusat, sebuah cerita serupa juga terjadi. Saat penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi, mengunjungi sekolah tersebut, ia bertemu dengan seorang siswa yang tidak langsung memakan makanan yang diberikan.
Ketika ditanya alasannya, jawaban siswa itu membuat Heru terharu.
“Saya mau bawa makanan ini untuk nenek,” kata siswa tersebut.
Mendengar cerita tersebut, Heru memutuskan untuk memberikan porsi tambahan agar siswa tersebut bisa tetap makan bersama teman-temannya di sekolah sekaligus membawa makanan untuk neneknya di rumah.
Tindakan sederhana ini menunjukkan betapa program MBG tidak hanya memberikan manfaat kesehatan fisik, tetapi juga menjadi sarana berbagi kasih sayang di tengah masyarakat.
Cerita-cerita seperti di Palembang dan Jakarta memperlihatkan sisi lain dari pelaksanaan program MBG yang jarang terlihat di permukaan.
Banyak siswa berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi sulit, di mana makanan gratis yang diberikan melalui program ini bukan hanya menjadi kebutuhan pribadi mereka, tetapi juga dianggap sebagai cara untuk membantu keluarga di rumah.
Selain menyentuh hati, cerita-cerita ini juga menjadi cerminan bahwa program MBG memiliki dampak yang jauh lebih luas daripada sekadar memberikan nutrisi.
Program ini menjadi alat untuk mengurangi beban ekonomi keluarga, menyatukan masyarakat, dan mengingatkan kita semua akan pentingnya berbagi kepada sesama yang membutuhkan.
Dengan adanya kisah-kisah ini, pemerintah dan masyarakat diharapkan dapat lebih memahami esensi dari program MBG.
Selain itu, cerita ini juga mendorong perlunya evaluasi lebih lanjut agar program dapat menjangkau lebih banyak anak-anak yang membutuhkan, tanpa melupakan aspek kemanusiaan yang menjadi inti dari pelaksanaannya.
Program MBG tidak hanya membantu meningkatkan gizi anak-anak sekolah, tetapi juga berkontribusi pada pengentasan kemiskinan dan pembangunan ekonomi daerah.
Dengan memanfaatkan hasil bumi lokal, program ini menciptakan sinergi antara pendidikan, kesehatan, dan perekonomian masyarakat. (*)
Sumber: Instagram Polda Sumsel
Penulis : Ari Tanjung
Editor : Ari Tanjung
Halaman : 1 2