“Saya mau bawa makanan ini untuk nenek,” kata siswa tersebut.
Mendengar cerita tersebut, Heru memutuskan untuk memberikan porsi tambahan agar siswa tersebut bisa tetap makan bersama teman-temannya di sekolah sekaligus membawa makanan untuk neneknya di rumah.
Tindakan sederhana ini menunjukkan betapa program MBG tidak hanya memberikan manfaat kesehatan fisik, tetapi juga menjadi sarana berbagi kasih sayang di tengah masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Cerita-cerita seperti di Palembang dan Jakarta memperlihatkan sisi lain dari pelaksanaan program MBG yang jarang terlihat di permukaan.
Banyak siswa berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi sulit, di mana makanan gratis yang diberikan melalui program ini bukan hanya menjadi kebutuhan pribadi mereka, tetapi juga dianggap sebagai cara untuk membantu keluarga di rumah.
Selain menyentuh hati, cerita-cerita ini juga menjadi cerminan bahwa program MBG memiliki dampak yang jauh lebih luas daripada sekadar memberikan nutrisi.
Program ini menjadi alat untuk mengurangi beban ekonomi keluarga, menyatukan masyarakat, dan mengingatkan kita semua akan pentingnya berbagi kepada sesama yang membutuhkan.
Dengan adanya kisah-kisah ini, pemerintah dan masyarakat diharapkan dapat lebih memahami esensi dari program MBG.
Selain itu, cerita ini juga mendorong perlunya evaluasi lebih lanjut agar program dapat menjangkau lebih banyak anak-anak yang membutuhkan, tanpa melupakan aspek kemanusiaan yang menjadi inti dari pelaksanaannya.
Program MBG tidak hanya membantu meningkatkan gizi anak-anak sekolah, tetapi juga berkontribusi pada pengentasan kemiskinan dan pembangunan ekonomi daerah.
Dengan memanfaatkan hasil bumi lokal, program ini menciptakan sinergi antara pendidikan, kesehatan, dan perekonomian masyarakat. (*)
Sumber: Instagram Polda Sumsel
Penulis : Ari Tanjung
Editor : Ari Tanjung