Masyarakat awam mungkin bertanya mengapa pergantian Menteri Keuangan bisa membuat saham turun? Bukankah itu sekadar urusan politik?
Oleh: Gumilar Aditya Nugroho
Beberapa waktu lalu, Presiden Prabowo Subianto melakukan reshuffle kabinet dan mengganti beberapa Menteri di kabinetnya, salah satu yang menjadi pantauan publik ialah Menteri Keuangan, Sri Mulyani digantikan oleh Purbaya Yudhi Sadewa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Keputusan itu langsung menjadi perhatian publik. Bukan hanya karena posisi Menteri Keuangan sangat strategis, tetapi juga karena efeknya begitu cepat terasa di dunia usaha.
Pasar modal langsung merespons. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok. Investor asing melepas kepemilikan, sementara investor domestik panik. Nilai kapitalisasi pasar berkurang besar-besaran hanya dalam hitungan hari.
Mengutip dari artikel Kompas.id yang tayang pada tanggal 9 September 2025: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di level 7.748 atau sedikit lebih rendah dari level penutupan pada perdagangan Senin (8/9/2025) yang anjlok 1,28 persen ke 7.766. Meski pada 10 menit awal IHSG menghijau ke kisaran 7.760-7.790, tidak lama kemudian IHSG anjlok ke level di bawah 7.700.
Masyarakat awam mungkin bertanya mengapa pergantian Menteri Keuangan bisa membuat saham turun? Bukankah itu sekadar urusan politik? Pertanyaan ini wajar.
Namun, perlu dipahami bahwa Menteri Keuangan adalah figur kunci dalam perekonomian nasional. Setiap perubahan di posisinya akan memengaruhi harapan dan kepercayaan investor terhadap masa depan ekonomi Indonesia.
Mengapa Menteri Keuangan Begitu Penting?
Menteri Keuangan ibarat bendahara negara. Tugasnya tidak hanya mengurus penerimaan dan belanja, tapi juga memastikan stabilitas fiskal, mengelola utang, menjaga defisit, dan merumuskan kebijakan pajak. Semua itu berdampak langsung pada kesehatan ekonomi kita.
Bayangkan seorang bendahara keluarga. Ia yang menentukan bagaimana gaji digunakan: berapa untuk belanja harian, berapa untuk tabungan, berapa untuk membayar cicilan.
Jika bendahara diganti mendadak, anggota keluarga lain pasti bertanya-tanya: apakah gaya pengelolaan keuangan akan berubah? Apakah tabungan tetap aman? Itulah yang terjadi pada level negara.
Bagi investor, kejelasan arah kebijakan fiskal sangat penting. Mereka butuh kepastian tentang bagaimana pemerintah mengelola utang, membiayai pembangunan, dan menjaga stabilitas mata uang. Begitu muncul keraguan, mereka cenderung menarik diri dari pasar.
Landasan Hukum dan Hak Presiden
Perlu ditegaskan, reshuffle adalah hak prerogatif Presiden. Pasal 17 UUD 1945 menyebutkan bahwa menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Artinya, secara hukum, keputusan itu sah dan tidak bisa diganggu gugat.
Namun, dalam praktik pemerintahan modern, keputusan hukum tidak bisa dilepaskan dari dampak ekonominya. Presiden boleh mengganti menteri kapan saja, tapi cara komunikasi, alasan, dan transisi kebijakan harus dijaga agar tidak merusak kepercayaan publik.
Gejolak Pasar: Dari Saham hingga Rupiah
Dampak pergantian Menteri Keuangan langsung terlihat. IHSG turun tajam. Saham-saham perbankan, infrastruktur, dan konsumsi yang biasanya menjadi tulang punggung pasar ikut terkoreksi.
Halaman : 1 2 Selanjutnya