Dalihan Na Tolu Dikhianati: Skandal Korupsi Jalan di Sumut Cemari Simbol Budaya Batak

Kamis, 3 Juli 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Shohibul Anshor Siregar, dosen Sosiologi Politik FISIP UMSU

Shohibul Anshor Siregar, dosen Sosiologi Politik FISIP UMSU

PT Dalihan Natolu Grup disegel KPK dalam OTT korupsi proyek jalan. Bagi masyarakat Batak, ini bukan sekadar kriminalitas: ini pembusukan kultural.

Topikseru.com – Operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap proyek-proyek jalan lintas kabupaten di Sumatera Utara bukan hanya mengguncang ranah hukum dan politik.

Penyegelan kantor PT Dalihan Natolu Group, perusahaan yang diduga jadi pusat transaksi suap, mencabik-cabik kesadaran kolektif masyarakat Batak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pasalnya, nama perusahaan tersebut bukan nama biasa. Dalihan Na Tolu, dalam adat Batak, adalah fondasi nilai sosial dan moral – tungku berkaki tiga yang menopang keseimbangan hidup.

“Ketika nama itu disematkan pada perusahaan korup, kita tidak lagi bicara pelanggaran hukum. Ini pengkhianatan terhadap warisan moral,” ujar Shohibul Anshor Siregar, dosen Sosiologi Politik FISIP UMSU, kepada Topikseru.com.

Etika Dalihan Na Tolu Dibalik Menjadi Skema Korupsi

Dalihan Na Tolu, yang berarti “tungku tiga kaki”, terdiri dari tiga entitas:

  • Hula-hula: pemegang otoritas moral (pemberi istri),
  • Boru: pelayan sosial,
  • Dongan Tubu: pemilik solidaritas marga.
Baca Juga  ICW dan SAHdaR Desak KPK Periksa Bobby Nasution: e-Katalog Jadi Kedok Korupsi

Menurut Siregar, seluruh tatanan ini telah dipelintir menjadi jaringan kolusi.

Hula-hula, yang semestinya menjaga moralitas, dilumpuhkan.

Boru, kini banyak duduk sebagai pelaksana proyek, justru menyelewengkan wewenang.

Dongan tubu, dulunya penguat solidaritas, kini berubah jadi jaringan distribusi rente.

“Yang dulu jadi perekat masyarakat, kini jadi alat manipulasi proyek dan sistem lelang,” ujar Siregar tegas.

Durkheim dan Gramsci: Simbol Budaya yang Dicuri

Siregar mengkaji peristiwa ini melalui dua lensa sosiologis: teori anomie dari Émile Durkheim dan hegemoni dari Antonio Gramsci.

Anomie, ketika norma sosial tak lagi membimbing perilaku kolektif, muncul ketika Dalihan Na Tolu kehilangan kekuatan normatifnya di tengah arus kapitalisme dan persaingan politik yang tidak sehat.

Penulis : Muchlis

Follow WhatsApp Channel topikseru.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Presiden Prabowo Pastikan Mobil Buatan Indonesia Siap Hadir dalam 3 Tahun, Maung Jadi Kebanggaan TNI
Presiden Prabowo Instruksikan Produksi Pupuk Murah Berkualitas, Optimalkan Devisa Hasil Ekspor
JAMSU Kritik Keras Bobby Nasution soal PT TPL: Abaikan Hak Masyarakat Adat Tano Batak?
Prabowo Hadiri KTT Gaza di Sharm el-Sheikh, Indonesia Jadi Penentu Perdamaian Palestina
Viral Wanita Kritik Rp 1.000 Per Hari Dikabarkan Ditangkap, Dedi Mulyadi Buka Suara
Ditegur Kemendagri Terkait Inflasi Sumut Tertinggi se-Indonesia, Bobby Nasution: Kami Upaya Turunkan!
Jokowi Menghadap Prabowo: Gelar Pertemuan Tertutup Dua Jam di Kertanegara
Bobby Nasution Bentuk Satgas Pengawasan Tarif Ojol di Sumut, Janji Terbitkan Regulasi dalam Sepekan

Berita Terkait

Senin, 20 Oktober 2025 - 20:58

Presiden Prabowo Pastikan Mobil Buatan Indonesia Siap Hadir dalam 3 Tahun, Maung Jadi Kebanggaan TNI

Kamis, 16 Oktober 2025 - 17:20

Presiden Prabowo Instruksikan Produksi Pupuk Murah Berkualitas, Optimalkan Devisa Hasil Ekspor

Rabu, 15 Oktober 2025 - 21:07

JAMSU Kritik Keras Bobby Nasution soal PT TPL: Abaikan Hak Masyarakat Adat Tano Batak?

Rabu, 15 Oktober 2025 - 03:30

Prabowo Hadiri KTT Gaza di Sharm el-Sheikh, Indonesia Jadi Penentu Perdamaian Palestina

Senin, 13 Oktober 2025 - 08:01

Viral Wanita Kritik Rp 1.000 Per Hari Dikabarkan Ditangkap, Dedi Mulyadi Buka Suara

Berita Terbaru