“Kalau ada kebaikan, kita tinggikan. Kalau ada keburukan, kita tanam dalam-dalam. Manusia bukan makhluk sempurna, tapi kita sebagai masyarakat Indonesia tetap harus menghormati seluruh presiden yang sudah berjasa,” ucapnya.
Rangkaian Ziarah ke Makam Presiden RI
Ziarah ke makam Soeharto menjadi penutup perjalanan spiritual Kaesang. Sebelumnya, ia lebih dulu berziarah ke makam Presiden ke-3 BJ Habibie di TMP Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat (22/8) pagi.
Di tempat yang sama, ia juga menabur bunga di pusara Taufik Kiemas dan Ani Yudhoyono, serta makam Sutan Sjahrir, Adam Malik, dan sejumlah pahlawan nasional.
Perjalanan dilanjutkan ke Jawa Timur pada sore harinya. Kaesang Pangarep menyempatkan diri berdoa di makam Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang.
Keesokan harinya, ia berziarah ke makam Bung Karno di Blitar, sebelum akhirnya menutup rangkaian di Astana Giri Bangun.
Ziarah ini bukan sekadar ritual penghormatan, melainkan juga sinyal politik. Kaesang Pangarep, sebagai figur muda di panggung politik nasional, menempatkan dirinya dalam tradisi menghormati para pendahulu bangsa.
Dengan menutup perjalanan di makam Soeharto, Kaesang seolah menegaskan pentingnya menimbang jasa sejarah di tengah perdebatan panjang soal warisan Orde Baru.












