Topikseru.com – Bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda pada Senin (28/10/2025), sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Papua Sumatera Utara (IMP-Sumut) menyampaikan sikap kritis terhadap kondisi Papua. Dalam konferensi pers di Sekretariat IMP-Sumut, Jalan Dr. Mansyur, Medan Baru, para mahasiswa menyerukan agar pemerintah segera menuntaskan berbagai persoalan yang masih membayangi Tanah Papua.
Wakil Ketua IMP-Sumut, Aris Tage, menilai bahwa masyarakat Papua saat ini menghadapi krisis multidimensi, mulai dari pelanggaran hak asasi manusia (HAM), krisis demokrasi, hingga krisis ekologis dan budaya.
“Papua hari ini bukan hanya menghadapi kekerasan dan pelanggaran HAM berat, tapi juga kehilangan ruang hidup dan identitas budayanya,” ujar Aris dalam pernyataannya.
Soroti Pelanggaran HAM dan Pembunuhan Warga Sipil
Dalam keterangannya, IMP-Sumut menyoroti sederet persoalan yang belum terselesaikan di Papua, di antaranya pelanggaran HAM berat, pembungkaman ruang demokrasi, kriminalisasi aktivis, masifnya operasi militer, perampasan ruang hidup masyarakat adat, serta pelecehan terhadap budaya lokal.
Aris mencontohkan kasus terbaru berupa pembunuhan 14 warga sipil di Intan Jaya pada 15 Oktober 2025. Menurutnya, kejadian tersebut merupakan bukti nyata pelanggaran HAM yang harus diusut secara transparan dan independen.
“Tragedi di Intan Jaya menjadi bukti bahwa kekerasan terhadap warga sipil masih terjadi. Pemerintah harus berani membuka penyelidikan tanpa intervensi,” kata Aris.
Krisis Ekologis dan Proyek Food Estate
Selain isu kemanusiaan, IMP-Sumut juga menyoroti kerusakan ekologis di wilayah Anim Ha, Merauke, akibat proyek food estate yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).
Menurut mereka, pembabatan hutan demi proyek tersebut telah merampas ruang hidup masyarakat adat dan memperburuk krisis lingkungan di Papua.







