Selama masa pemerintahan Hatshepsut, Mesir menikmati stabilitas dan kemakmuran. Dia memperluas jaringan perdagangan, termasuk ekspedisi terkenal ke Tanah Punt.
Perdagangan ini membawa kekayaan besar ke Mesir, seperti gading, emas, dan mur.
Hal ini tidak hanya memperkuat perekonomian Mesir tetapi juga menunjukkan keahlian Hatshepsut dalam diplomasi dan perdagangan internasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pemerintahan Hatshepsut selama 20 tahun merupakan masa damai dan sejahtera, di mana Dua Tanah Mesir Hulu dan Hilir mengalami stabilitas.
Dengan kekuatan militer, negara tersebut menerima barang dari segala arah, termasuk emas Nubia.
Dengan pundi-pundi yang penuh, Firaun Hatshepsut memulai proyek konstruksi besar-besaran, menempatkan rakyatnya untuk membangun makam dan kuil.
Citranya, yang semakin maskulin, benar-benar menyelimuti negara tersebut. Selain itu, mereka menyebut Hatshepsut sebagai pelindung seni dan arsitektur.
Pencapaian arsitekturnya yang paling terkenal adalah kuil kamar mayat di Deir el-Bahri, dekat Luxor. Kuil ini menjadi salah satu keajaiban arsitektur Mesir Kuno.
Setelah kematian Hatshepsut, Thutmose III mendapatkan kendali penuh atas takhta dan berusaha menghapus jejak ibu tirinya dari sejarah.
Dia merusak monumen Hatshepsut dan menghapus namanya dari catatan resmi.
Namun, penemuan arkeologi modern telah mengembalikan Hatshepsut ke posisi yang selayaknya sebagai salah satu firaun paling efektif dan berpengaruh di Mesir.
Lalu, Upaya Thutmose III untuk menghapus jejaknya hanya menekankan betapa berpengaruhnya Hatshepsut selama hidupnya.
Dan, Keberhasilan Hatshepsut dalam memperluas jaringan perdagangan dan mempromosikan seni serta arsitektur menunjukkan kehebatannya dalam berbagai bidang pemerintahan.(*)