Antara Jokowi dan PDI Perjuangan, partai yang dulu mengusungnya sebagai Presiden 2 periode.
“Namun saat ini yang terjadi Jokowi seakan pengen mengebiri PDI Perjuangan dengan mencamplok partai-partai yang ada di bawah kendalinya,” pungkas Fuad.
Tarik menarik kepentingan kedua elit politik tersebut, menurut Fuad agaknya belum dapat direspon secara tegas oleh Prabowo sebagai Presiden terpilih.
Kendati, tetap saja Prabowo menunjukkan sikapnya. Pasalnya, situasi politik nasional yang tak menentu, merugikannya di tengah proses transisi kekuasaan.
Menurut Fuad, sikap Prabowo tersebut ditunjukan dengan keluarnya pernyataan sikap langsung dari Dasco sebagai pimpinan DPR RI. Yang mengumumkan, pembahasan RUU Pilkada tidak dilaksanakan dan DPR RI mengikuti keputusan MK.
“Ini nampak tanda-tanda bahwa Prabowo sudah jengah dengan manuver-manuver istana di politik nasional,” beber Fuad.
Tiga Faksi Diharap Dapat Kesetaraan
Fuad mengatakan, tiga Faksi besar yang saat ini: PDI Perjuangan, Jokowi dan Prabowo, sama sama ingin menunjukkan pengaruhnya.
Karena itu, transisi politik saat ini dinilai Fuad menjadi ‘buah’ pertarungan pada Pemilu kemarin. Dan, efeknya menyasar hingga ke level politik daerah.
“Semoga cepat ketemu titik equilibrium nya, titik kesetaraan, sehingga pilkada dapat terlaksana dengan baik dan transisi kepemimpinan nasional bisa berjalan baik, sehingga kondisi politik kita bisa kembali stabil,” tutup Fuad.












