SPLIT CHOICE PADA PILKADA SERENTAK 2024

Selasa, 5 November 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Fuad Ginting. Foto: Dok Pribadi

Fuad Ginting. Foto: Dok Pribadi

Sementara calon gubernur lainnya adalah Bobby Nasution, popularitasnya di masyarakat Sumatera Utara berimbang dengan Edy Rahmayadi, statusnya sebagai menantu (mantan) presiden Jokowi signifikan dalam mendongkrak popularitas dan elektabilitasnya pada pilkada kota Medan tahun 2020 yang lalu.

Namun prestasi kepemimpinannya sebagai Wali Kota Medan tidaklah cemerlang dan dapat dibanggakan, banyak kritik terhadap proyek-proyek pembangunan yang dilakukan Bobby di kota Medan yang dianggap mubazir dan asal jadi.

Rekam jejak kinerja itu kemudian ditambahi lagi dengan beban politik bahwa ia meninggalkan PDIP -partai yang menampungnya dulu saat maju menjadi Wali kota Medan- dan sekarang melompat menjadi kader partai Gerindra. Dengan kata lain Bobby Nasution tidak lepas dari dinamika politik yang terjadi di pusat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Rekam jejak kedua tokoh calon gubernur Sumut tersebut menjadikan kontestasi Pilgubsu 2024 ini tidak banyak mengambil perhatian masyarakat jika dibandingkan dengan persaingan Eramas vs Djoss di pilgubsu 2018 yang lalu. Masyarakat memiliki persepsi bahwa hasil Pilgubsu 2024 nanti tidak menjadi suatu masalah berarti.

Dengan demikian pilihan pada Pilgubsu akan asimetris dengan pilihan Pilbup/ Pilwalkot nanti. Pertimbangan memilih masyarakat pada Pilgubsu nanti tidaklah bergantung pada siapa yang mereka pilih di pilkada bupati/ wali kotanya, meski berasal dari kader partai atau koalisi partai yang sama.

Budaya politik masyarakat kita pada pilkada lebih mempertimbangkan ketokohan calon kepala daerah daripada partai-partai apa saja yang berada dikoalisi pengusungnya. Jadi sangat mungkin terjadi misalnya, pada Pilbup/Pilwalkot seseorang memilih cakada yang diusung PDIP, tetapi di Pilgubsu ia memilih cagubsu yang diusung Gerindra dan sebaliknya. Inilah yang dimaksud dengan split choice atau bisa juga disebut pilihan asimetris.

Editor : Damai Mendrofa

Follow WhatsApp Channel topikseru.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

DPR Jawab Tuntutan 17+8 dengan Enam Keputusan, Mulai dari Hapus Tunjangan hingga Moratorium Kunker
Tuntutan 17+8: Seruan Boikot Caleg di Pemilu 2029 Menggema
Mahasiswa Pandu Pimpinan DPR Bersumpah: Berbahasa Satu, Tanpa Kebohongan dan Kemunafikan
DPR Respons Tuntutan 17+8 Rakyat: Dari Kasus Affan Kurniawan Hingga RUU Perampasan Aset
Nasib Ahmad Sahroni: Rumah Dijarah, Dinonaktifkan dari DPR RI, Bagaimana Selanjutnya?
Astrid Kuya Ikhlas Rumah Dijarah Massa, “Semoga Barang-Barang Itu Bermanfaat”
NasDem Minta Gaji dan Fasilitas Sahroni dan Nafa Urbach Disetop
Soroti Penangkapan Direktur Lokataru, Benny K Harman Komisi III: Polisi Harus Bedakan Ajakan Demonstrasi dan Anarkis

Berita Terkait

Sabtu, 6 September 2025 - 07:01

DPR Jawab Tuntutan 17+8 dengan Enam Keputusan, Mulai dari Hapus Tunjangan hingga Moratorium Kunker

Sabtu, 6 September 2025 - 00:29

Tuntutan 17+8: Seruan Boikot Caleg di Pemilu 2029 Menggema

Kamis, 4 September 2025 - 11:10

Mahasiswa Pandu Pimpinan DPR Bersumpah: Berbahasa Satu, Tanpa Kebohongan dan Kemunafikan

Kamis, 4 September 2025 - 08:01

DPR Respons Tuntutan 17+8 Rakyat: Dari Kasus Affan Kurniawan Hingga RUU Perampasan Aset

Kamis, 4 September 2025 - 06:01

Nasib Ahmad Sahroni: Rumah Dijarah, Dinonaktifkan dari DPR RI, Bagaimana Selanjutnya?

Berita Terbaru