Oleh karena itu, mereka menyajikan kemasan eksklusif: box premium, booklet sejarah Aston Martin F1, bahkan nuansa unboxing yang mewah.
Namun setelah ponsel masuk casing dan sticker dilepas, apa yang tersisa?
Sebuah Realme flagship yang tak jauh beda dari varian reguler, namun dibanderol lebih mahal hanya karena stempel Aston Martin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Emosi dan Eksklusivitas: Produk Ini Tidak Menjual Teknologi
Realme GT7 Dream Edition adalah contoh sempurna bagaimana emosi dipasarkan sebagai produk. Perusahaan paham bahwa sebagian besar pengguna smartphone masa kini:
– Ingin terlihat keren di media sosial
– Menikmati sensasi unboxing barang mahal
– Merasa menjadi bagian dari “kalangan atas”
Bagi Realme, ponsel ini bukanlah tentang teknologi. Ini tentang ilusi kemewahan dan rasa istimewa. Mereka tidak menjual prosesor, mereka menjual fantasi.
Target Pasar yang Sudah Ditetapkan: Bukan Pengguna, Tapi Pemamer
Kita tahu, tidak semua orang membeli ponsel karena kebutuhan teknis. Realme GT7 Dream Edition tidak ditujukan untuk:
– Gamer hardcore
– Fotografer mobile
– Produktivitas multitasking
Sebaliknya, ponsel ini menyasar:
– Anak muda yang doyan pamer di TikTok
– Influencer yang ingin tampil beda
– Konsumen FOMO (Fear of Missing Out) yang takut ketinggalan tren
Ponsel ini bukan alat kerja. Ia adalah aksesori gaya hidup.
Ada yang Lebih Murah, Tapi Tidak Se-Eksklusif Ini
Ironisnya, banyak ponsel lain di pasaran dengan fitur lebih lengkap dan harga lebih masuk akal, seperti:
– Xiaomi 14 Ultra: Kamera lebih canggih, build quality solid
– iQOO 12 Pro: Chipset sama, performa gaming lebih stabil
– Samsung Galaxy S24+: Ekosistem kuat dan layanan purna jual lebih baik
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya