Scroll untuk baca artikel
Iptek

Google Gagal, Meta Sukses? Perang Kacamata Pintar Siap Guncang Dunia Teknologi

×

Google Gagal, Meta Sukses? Perang Kacamata Pintar Siap Guncang Dunia Teknologi

Sebarkan artikel ini
kacamata pintar AI
kacamata pintar AI

= Mendengarkan musik dan podcast tanpa earphone tambahan.

Hingga kini, lebih dari 2 juta unit kacamata ini telah terjual, menandakan antusiasme awal yang positif dari pasar global.

Google: Membangun Kembali Fondasi dengan AI Visual

Google, setelah kegagalan Google Glass, kini menggunakan kekuatan Gemini, Google Lens, dan Search AI untuk membangun ulang ekosistem kacamata pintar.

Fitur-fitur seperti pencarian visual, penerjemah langsung melalui kamera, hingga integrasi Lens dalam kehidupan sehari-hari menjadi dasar kacamata pintar generasi baru mereka.

Apple: Siap Luncurkan Produk Revolusioner Tahun Depan

Apple diketahui tengah mengembangkan kacamata pintar sendiri, yang kemungkinan besar akan terintegrasi penuh dengan iOS, Siri, dan Vision Pro. Perangkat ini akan menawarkan:

– Asisten visual berbasis AI.

– Deteksi kontekstual dari lingkungan pengguna.

– Sinkronisasi data lintas perangkat Apple.

– Diperkirakan, produk ini akan diperkenalkan pada 2026.

Amazon: Menuju Alexa Glasses dengan AI Terpadu

Amazon telah mencoba melalui Echo Frames, namun kini mereka mengembangkan produk baru yang dilengkapi dengan kamera, AI, dan Alexa yang lebih kontekstual.

“Akan ada banyak perangkat AI yang akan datang. Anda bisa membayangkan Alexa dalam kacamata yang jauh lebih canggih dan fungsional,” ucap Panos Panay, kepala divisi perangkat keras Amazon:

Snap: Fokus pada AR dan Pengalaman Sosial

Snap tetap menjadi pemain serius dalam ranah kacamata pintar berfokus AR. Spectacles generasi terbaru tidak hanya sekadar aksesori kamera, tetapi juga alat visualisasi realitas tambahan yang memungkinkan pengguna melihat konten AR langsung dari dunia nyata.

Kekuatan AI Vision: Membawa Dunia ke Dalam Mata Pengguna

AI Vision memungkinkan kacamata mengenali lingkungan, teks, wajah, dan objek dengan tingkat akurasi tinggi. Contohnya:

– Melihat tanaman dan bertanya: “Apakah ini beracun?”

– Menerjemahkan menu restoran Jepang secara langsung.

– Menjawab: “Apakah ini bangunan bersejarah?”

– Memberikan instruksi arah ke lokasi tujuan berdasarkan arah pandangan.

Baca Juga  DeepSeeK AI, Kecerdasan Buatan Terbaru ala China, Siap Saingi Chat GPT

Semua ini berlangsung tanpa perlu menyentuh layar atau mengetik.

Pasar Kacamata Pintar: Proyeksi Pertumbuhan yang Meledak

Berdasarkan riset dari ABI Research, pasar kacamata pintar akan tumbuh dari 3,3 juta unit pada 2024 menjadi hampir 13 juta unit pada 2026. Sedangkan IDC memperkirakan pertumbuhan dari 8,8 juta unit pada 2025 ke 14 juta unit di 2026.

Pertumbuhan ini didorong oleh:

– Minat tinggi terhadap perangkat AI yang intuitif.

– Penurunan ketertarikan terhadap smartphone baru.

– Integrasi ekosistem pintar dan wearable.

Tantangan Nyata: Dari Privasi hingga Gaya Hidup

Namun, bukan berarti jalan menuju dominasi kacamata pintar bebas hambatan. Tantangan besar yang harus dihadapi mencakup:

1. Privasi Publik

Perangkat dengan kamera tersembunyi menimbulkan kekhawatiran. Meski telah ditambahkan lampu indikator saat merekam, stigma ini masih kuat di banyak negara.

2. Kebutuhan Gaya dan Kenyamanan

Kacamata pintar harus ringan, nyaman, tahan lama, dan terlihat modis. Ini menjadi kunci utama adopsi massal, terutama oleh mereka yang tidak memakai kacamata harian.

3. Harga Masih Jadi Penghalang

\Meski lebih murah dari headset VR, harga \$300–\$500 (Rp4,8 juta – Rp8 jutaan) masih dianggap mahal bagi banyak orang. Konsumen lebih berhati-hati dalam mengeluarkan dana untuk perangkat yang dianggap non-esensial, apalagi setelah penurunan penjualan smartwatch global menurut Counterpoint Research.

Masa Depan Teknologi Ada di Mata Kita

Dengan segala potensi, fitur revolusioner, dan dukungan teknologi AI terkini, kacamata pintar bukan lagi impian fiksi ilmiah.

Para pemimpin industri, termasuk Mark Zuckerberg, Sundar Pichai, Tim Cook, hingga Andy Jassy, kini bertaruh besar bahwa masa depan interaksi manusia dengan teknologi akan berlangsung langsung melalui mata kita.

Perangkat ini memang belum menggantikan smartphone hari ini—tetapi momentum besar sedang dibangun. Dalam beberapa tahun ke depan, dunia kemungkinan besar akan menyaksikan transisi besar dari layar di tangan ke lensa di mata. (*)

Sumber CNN Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *