– Diperkirakan, produk ini akan diperkenalkan pada 2026.
Amazon: Menuju Alexa Glasses dengan AI Terpadu
Amazon telah mencoba melalui Echo Frames, namun kini mereka mengembangkan produk baru yang dilengkapi dengan kamera, AI, dan Alexa yang lebih kontekstual.
“Akan ada banyak perangkat AI yang akan datang. Anda bisa membayangkan Alexa dalam kacamata yang jauh lebih canggih dan fungsional,” ucap Panos Panay, kepala divisi perangkat keras Amazon:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Snap: Fokus pada AR dan Pengalaman Sosial
Snap tetap menjadi pemain serius dalam ranah kacamata pintar berfokus AR. Spectacles generasi terbaru tidak hanya sekadar aksesori kamera, tetapi juga alat visualisasi realitas tambahan yang memungkinkan pengguna melihat konten AR langsung dari dunia nyata.
Kekuatan AI Vision: Membawa Dunia ke Dalam Mata Pengguna
AI Vision memungkinkan kacamata mengenali lingkungan, teks, wajah, dan objek dengan tingkat akurasi tinggi. Contohnya:
– Melihat tanaman dan bertanya: “Apakah ini beracun?”
– Menerjemahkan menu restoran Jepang secara langsung.
– Menjawab: “Apakah ini bangunan bersejarah?”
– Memberikan instruksi arah ke lokasi tujuan berdasarkan arah pandangan.
Semua ini berlangsung tanpa perlu menyentuh layar atau mengetik.
Pasar Kacamata Pintar: Proyeksi Pertumbuhan yang Meledak
Berdasarkan riset dari ABI Research, pasar kacamata pintar akan tumbuh dari 3,3 juta unit pada 2024 menjadi hampir 13 juta unit pada 2026. Sedangkan IDC memperkirakan pertumbuhan dari 8,8 juta unit pada 2025 ke 14 juta unit di 2026.
Pertumbuhan ini didorong oleh:
– Minat tinggi terhadap perangkat AI yang intuitif.
– Penurunan ketertarikan terhadap smartphone baru.
– Integrasi ekosistem pintar dan wearable.
Tantangan Nyata: Dari Privasi hingga Gaya Hidup
Namun, bukan berarti jalan menuju dominasi kacamata pintar bebas hambatan. Tantangan besar yang harus dihadapi mencakup:
1. Privasi Publik
Perangkat dengan kamera tersembunyi menimbulkan kekhawatiran. Meski telah ditambahkan lampu indikator saat merekam, stigma ini masih kuat di banyak negara.
2. Kebutuhan Gaya dan Kenyamanan
Kacamata pintar harus ringan, nyaman, tahan lama, dan terlihat modis. Ini menjadi kunci utama adopsi massal, terutama oleh mereka yang tidak memakai kacamata harian.
3. Harga Masih Jadi Penghalang
\Meski lebih murah dari headset VR, harga \$300–\$500 (Rp4,8 juta – Rp8 jutaan) masih dianggap mahal bagi banyak orang. Konsumen lebih berhati-hati dalam mengeluarkan dana untuk perangkat yang dianggap non-esensial, apalagi setelah penurunan penjualan smartwatch global menurut Counterpoint Research.
Masa Depan Teknologi Ada di Mata Kita
Dengan segala potensi, fitur revolusioner, dan dukungan teknologi AI terkini, kacamata pintar bukan lagi impian fiksi ilmiah.
Para pemimpin industri, termasuk Mark Zuckerberg, Sundar Pichai, Tim Cook, hingga Andy Jassy, kini bertaruh besar bahwa masa depan interaksi manusia dengan teknologi akan berlangsung langsung melalui mata kita.
Perangkat ini memang belum menggantikan smartphone hari ini—tetapi momentum besar sedang dibangun. Dalam beberapa tahun ke depan, dunia kemungkinan besar akan menyaksikan transisi besar dari layar di tangan ke lensa di mata. (*)
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya