Menurut Old Farmer’s Almanac, titik balik matahari sebenarnya hanya berlangsung dalam sekejap. Namun efeknya terasa sepanjang hari. Di beberapa wilayah utara seperti Norwegia, Islandia, dan Alaska, fenomena ini menghasilkan “matahari tengah malam”, di mana Matahari nyaris tidak tenggelam sama sekali.
Meski Indonesia tidak merayakan fenomena summer solstice, sejumlah budaya di dunia menganggap momen ini sebagai perayaan penting. Festival musim panas seperti Midsummer di Skandinavia dan Summer Solstice Festival di Stonehenge, Inggris, menjadi bagian dari tradisi masyarakat yang menghormati perubahan musim.
Dampaknya di Indonesia?
Sebagai negara yang berada di garis khatulistiwa, Indonesia tidak merasakan perubahan musim ekstrem seperti di wilayah sub-tropis.
Namun, secara astronomis, fenomena summer solstice tetap memberikan perubahan posisi terbit dan terbenam Matahari yang sedikit lebih condong ke arah utara.
Meskipun tak banyak dirayakan secara budaya, pemahaman atas fenomena ini tetap penting untuk pendidikan dan kesadaran akan dinamika planet yang kita huni.






