Strategi Praktis Mencegah Kebocoran Data
Implementasi Sistem Keamanan Berlapis
Sistem keamanan layered security wajib diterapkan. Mulai dari firewall, antivirus, IDS/IPS, hingga log audit berkala harus dijadikan standar minimal.
Backup Data Berkala
Melakukan backup harian dan mingguan, baik secara lokal maupun cloud, menjadi penting dalam mitigasi insiden ransomware atau kerusakan sistem.
Pemantauan Akses dan Privilege
Organisasi perlu memantau akses secara real-time dan memastikan bahwa hak akses data diberikan hanya kepada pihak yang berkepentingan secara langsung (prinsip least privilege).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Revisi Kebijakan Penyimpanan dan Penghapusan Data
Data lama harus ditinjau secara berkala. Retention policy harus diterapkan untuk menghapus data yang tidak lagi relevan atau berisiko.
Tantangan Menuju Tata Kelola Data yang Lebih Baik
Kurangnya Dukungan Anggaran
Banyak institusi, terutama UKM dan instansi daerah, kekurangan dana untuk berinvestasi dalam sistem keamanan siber.
Resistensi Organisasi Terhadap Perubahan
Sebagian besar organisasi masih melihat keamanan siber sebagai biaya, bukan investasi jangka panjang, sehingga enggan melakukan transformasi digital yang aman.
Minimnya Koordinasi Antar Lembaga
Koordinasi lintas sektor masih buruk, baik antara pemerintah pusat dan daerah, maupun antara pemerintah dan swasta. Hal ini membuat tata kelola tidak terintegrasi.
Dengan ditandatanganinya kesepakatan perdagangan digital antara Indonesia dan AS, perhatian terhadap perlindungan dan kebocoran data pribadi menjadi semakin penting.
Pemerintah Indonesia tidak hanya harus menjamin perlindungan hukum, tetapi juga memastikan bahwa data warganya tidak menjadi korban eksploitasi global akibat lemahnya tata kelola domestik.
Peningkatan regulasi, teknologi, dan budaya keamanan adalah kunci untuk membangun ekosistem digital Indonesia yang kuat, aman, dan terpercaya.