Namun pada 2023, banyak yang mencabut larangan itu dan mulai menerima AI sebagai bagian tak terpisahkan dari proses belajar.
Kekhawatiran tersebut bukan tanpa dasar. Riset pada Juni lalu menemukan bahwa menulis esai menggunakan ChatGPT mengurangi aktivitas otak dibandingkan menggunakan Google Search atau belajar tanpa bantuan AI sama sekali.
Meski begitu, Study Mode bukannya tanpa celah. Siswa tetap bisa beralih ke mode biasa jika ingin jawaban cepat. Belum ada pula kontrol orang tua atau administrator sekolah untuk mengunci fitur ini.
OpenAI mengaku akan mempertimbangkan penambahan kontrol tersebut di masa depan. Untuk saat ini, efektivitas Study Mode sepenuhnya bergantung pada komitmen siswa untuk benar-benar belajar, bukan sekadar menyelesaikan tugas.
Langkah OpenAI ini mengikuti jejak pesaingnya, Anthropic, yang pada April lalu merilis Learning Mode di chatbot Claude.
Perusahaan AI kini berlomba menjadikan chatbot sebagai guru virtual, bukan hanya mesin pencetak jawaban.






