Masyarakat yang tinggal di daerah aliran sungai yang berhulu di puncak gunung harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya banjir lahar.
Gunung Lewotobi, dengan puncak Lewotobi Laki-Laki dan Lewotobi Perempuan, merupakan salah satu gunung berapi strato yang memiliki sejarah panjang dalam aktivitas vulkanik.
Sejak pertama kali tercatat meletus pada tahun 1861, gunung ini sudah meletus beberapa kali dalam sejarahnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam periode 1861 hingga 2003, tercatat lebih dari 17 kali letusan, dengan letusan-letusan besar biasanya diikuti oleh letusan kecil yang berlangsung dalam beberapa bulan.
Letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki cenderung terjadi dalam pola yang khas. Biasanya, letusan kecil berlangsung selama beberapa bulan sebelum disusul dengan letusan besar.
Ini memberi waktu bagi petugas untuk melakukan persiapan, namun tetap menambah tantangan bagi masyarakat di sekitar gunung.
Dalam catatan sejarah, Gunung Lewotobi Laki-Laki tercatat mengalami erupsi besar pada tahun 1907, 1865, dan 1868.
Pada tahun 2002, gunung ini bahkan mengeluarkan abu vulkanik yang signifikan, menyebabkan statusnya meningkat menjadi level IV (Awas).
Gunung Lewotobi Laki-Laki vs Lewotobi Perempuan
Gunung Lewotobi terdiri dari dua puncak yang memiliki sejarah dan aktivitas vulkanik yang berbeda. Lewotobi Laki-Laki, yang memiliki ketinggian 1.584 mdpl, lebih sering meletus daripada Lewotobi Perempuan yang lebih tinggi dengan ketinggian 1.703 mdpl.
Meski begitu, keduanya tetap merupakan gunung api yang aktif dan patut diwaspadai.
Menurut budaya masyarakat Lamaholot di Pulau Flores, kedua puncak Gunung Lewotobi ini melambangkan pasangan suami istri yang harmonis.
Lewotobi Laki-Laki dan Lewotobi Perempuan dianggap sebagai simbol dari kesetiaan dan keseimbangan antara alam dan manusia.
Pemerintah Daerah Flores Timur telah bekerja sama dengan Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Desa Pululera untuk terus memantau aktivitas vulkanik.
Koordinasi ini sangat penting untuk memberikan informasi yang cepat dan akurat mengenai potensi bahaya yang ditimbulkan oleh gunung ini.
Penulis : Ari Tanjung
Editor : Ari Tanjung
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya