Sebagai respons atas insiden tersebut, Air Busan mengeluarkan kebijakan baru yang melarang penumpang menyimpan power bank dan baterai apa pun di kompartemen atas kabin. Tujuannya adalah agar penumpang dapat segera melaporkan kepada awak kabin jika baterai yang mereka bawa mengalami overheating sebelum menyebabkan kebakaran.
Selain itu, demi keselamatan penumpang, Air Busan berencana memeriksa tas penumpang di pintu keberangkatan dan memasang label khusus pada tas yang tidak mengandung baterai portabel.
Peringatan bagi Penumpang: Hindari Menyimpan Perangkat Baterai Lithium di Bagasi Terdaftar
Penumpang diperingatkan untuk tidak menaruh perangkat dengan baterai lithium di bagasi terdaftar. Jika terjadi ‘Thermal Runaway’ di bagasi, penanganannya lebih sulit dan dapat mengakibatkan situasi berbahaya. Selain power bank dan laptop, perangkat lain seperti ponsel, tablet, dan vape juga akan diawasi ketat.
Rekomendasi FAA: Batasi Pengisian Daya Perangkat untuk Kurangi Risiko
Pada tahun 2023, Badan Penerbangan Federal AS (FAA) merekomendasikan agar penumpang menghindari mengisi daya perangkat di atas 30% untuk mengurangi risiko ‘thermal runaway’. Beberapa tahun lalu, Pemimpin Asosiasi Pramugari (AFA-CWA) mendukung larangan total terhadap perangkat Vape di pesawat karena risiko tersebut. Namun, efektivitas larangan ini dalam mengurangi insiden baterai lithium masih perlu ditinjau lebih lanjut.
Keselamatan penerbangan menjadi prioritas utama. Penumpang diimbau mematuhi kebijakan baru Air Busan dan rekomendasi keselamatan terkait penggunaan perangkat dengan baterai lithium selama penerbangan. (*)












