Scroll untuk baca artikel
Daerah

Delima Silalahi Diteror Usai Aksi Tolak TPL, Dikirimi Paket Bangkai Burung Berdarah

×

Delima Silalahi Diteror Usai Aksi Tolak TPL, Dikirimi Paket Bangkai Burung Berdarah

Sebarkan artikel ini
Deli Silalahi
Aktivis lingkungan dan pejuang hak masyarakat adat, Delima Silalahi, menerima teror berupa paket misterius berisi bangkai burung dengan darah mengering. Foto: Dok. Pribadi

Topikseru.com, TAPUT – Aktivis lingkungan dan pejuang hak masyarakat adat, Delima Silalahi, menerima teror berupa paket misterius berisi bangkai burung dengan darah mengering. Paket tersebut diterima di kediamannya di Kecamatan Siborong-borong, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Sumatera Utara, pada Jumat (30/5) pagi.

Teror ini terjadi hanya tiga hari setelah Delima memimpin aksi demonstrasi menuntut penutupan operasional PT Toba Pulp Lestari (TPL) di kawasan Danau Toba.

“Awalnya kami kira itu paket biasa. Setelah dibuka, ternyata isinya bangkai burung dengan darah yang sudah mengering,” ujar Delima saat dikonfirmasi Jumat sore.

Paket tersebut pertama kali ditemukan oleh asisten rumah tangganya sekitar pukul 08.15 WIB, terbungkus plastik oranye dan dimasukkan ke dalam kardus.

Dugaan Intimidasi terhadap Aktivis Lingkungan

Delima menduga, paket berisi bangkai itu merupakan bentuk intimidasi terhadap dirinya serta jaringan masyarakat sipil yang menuntut penutupan PT TPL. Ia menyebut teror ini berkaitan erat dengan aksi demonstrasi yang digelar Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM), bersama sejumlah organisasi lingkungan dan masyarakat adat, di Balige, pada Selasa, 27 Mei 2025.

“Kami menduga ini terkait dengan aktivitas dan tuntutan gerakan bersama. Ada pihak-pihak yang tidak senang dengan keberadaan kami,” ujar Delima, yang juga menjabat Direktur Eksekutif KSPPM dan merupakan penerima Goldman Environmental Prize 2023, penghargaan prestisius bagi pejuang lingkungan dunia.

Dalam aksi tersebut, massa menuntut penghentian operasi PT TPL yang dituding melakukan perusakan lingkungan dan perampasan tanah adat masyarakat di sekitar Danau Toba.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *