Scroll untuk baca artikel
BursaEkonomi dan Bisnis

IHSG Turun 0,35% Dipicu Investor Menimbang Risiko Global dan Data Ekonomi Domestik

×

IHSG Turun 0,35% Dipicu Investor Menimbang Risiko Global dan Data Ekonomi Domestik

Sebarkan artikel ini
IHSG
IHSG turun 0,35% atau 28,35 poin ke level 8.088,80, dengan 289 saham turun, 352 naik, dan 166 stagnan. Total volume perdagangan mencapai 18,8 miliar saham senilai Rp 11,7 triliun.

Topikseru.com – Pada perdagangan sesi pertama Selasa (28/10/2025) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi seiring investor menimbang risiko global dan data ekonomi domestik.

Baca Juga  IHSG Turun 0,35% Dipicu Investor Menimbang Risiko Global dan Data Ekonomi Domestik

Mengutip data RTI, IHSG turun 0,35% atau 28,35 poin ke level 8.088,80, dengan 289 saham turun, 352 naik, dan 166 stagnan. Total volume perdagangan mencapai 18,8 miliar saham senilai Rp 11,7 triliun.

Baca Juga  Analis Pasar: IHSG akan Bergerak Fluktuatif Cenderung Menguat Terbatas

Empat sektor utama membebani IHSG, dengan tiga sektor teratas yang terkoreksi adalah: IDX-Industry: -2,13%, IDX-Finance: -0,22%, dan IDX-NonCyc: -0,12%.

Saham LQ45 Top Losers:

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR): -6,27% ke Rp 2.540
PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN): -3,82% ke Rp 6.925
PT Astra International Tbk (ASII): -3,03% ke Rp 6.400

Saham LQ45 Top Gainers:

PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA): +7,38% ke Rp 655
PT Bank Jago Tbk (ARTO): +6,48% ke Rp 2.300
PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI): +5,49% ke Rp 1.250

Analis Pasar: IHSG akan Bergerak Fluktuatif Cenderung Menguat Terbatas

pada akhir perdagangan Senin (27/10/2025) Indeks Harga Saham Gabungan berakhir melemah 1,87% ke level 8.117. Di tengah perdagangan, indeks sempat menyentuh level terendah di 7.959.

VP Equity Retail Analyst Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi menilai, pelemahan tersebut dipicu oleh sentimen negatif terkait rencana Morgan Stanley Capital Index (MSCI) yang akan melakuan penyesuaian metodologi perhitungan free float khusus untuk konstituen saham Indonesia

MSCI diwacanakan hendak menggunakan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) untuk perhitungan free float.

Seperti diketahui, selama ini emiten di Indonesia hanya melaporkan pemegang saham dengan kepemilikan lebih dari sama dengan 5% kepada Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sementara itu, data KSEI melaporkan kepemilikan di bawah kurang dari 5% dan memberikan klasifikasi pemegang saham sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih rinci terkait pemegang saham yang kurang dari 5%.