Scroll untuk baca artikel
EntertainmentFilm

IHSG Cenderung Melemah 4,298 Poin Tergelincir di Level 8.415,619 Pagi Ini

×

IHSG Cenderung Melemah 4,298 Poin Tergelincir di Level 8.415,619 Pagi Ini

Sebarkan artikel ini
IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung melemah 4,298 poin atau 0,05% ke 8.415,619 di awal perdagangan hari ini. Jumat (21/11/2025) pukul 09.06 WIB

Topikseru.com – Pada awal perdagangan hari ini. Jumat (21/11/2025) pukul 09.06 WIB Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung melemah 4,298 poin atau 0,05% ke 8.415,619 di pasar spot.

Pelemahan IHSG ini terseret sebagian indeks sektoral. Sektor dengan pelemahan terdalam dicetak IDX Transportasi dan Logistik yang turun 0,4% di pagi ini.

Berikutnya ada IDX Sektor Kesehatan, IDX Sektor Perindustrian, dan IDX Sektor Barang Baku.

Disusul, IDX Sektor Keuangan, IDX Sektor Energi dan IDX Sektor Barang Konsumen Primer.

Sementara itu, IDX Sektor Teknologi menjadi sektoral dengan penguatan terbesar setelah melonjak 1,06%.

Selanjutnya IDX Sektor Properti dan Real Estate, IDX Sektor Barang Konsumen Non-Primer dan IDX Sektor Infrastruktur.

Analis Pasar: IHSG Berpotensi Melemah Menuju level 8.350-8.400

Pada akhir perdagangan Kamis (20/11/2025) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 13,34 poin atau 0,16% ke 8.419,91 di pasar spot.

Baca Juga  Indeks Utama Wall Street Ditutup Melemah Dipicu Penurunan Saham Dell, dan Nvidia

Menanggapi hal tersebut, Head of Research Retail MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menilai penguatan IHSG didorong oleh kinerja positif saham-saham konglomerasi serta sejalan dengan tren penguatan bursa global dan apresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Sementara itu, Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang, mengatakan pergerakan IHSG dipengaruhi oleh sejumlah data penting domestik.

Misalnya, neraca transaksi berjalan Indonesia mencatatkan surplus US$ 4 miliar di kuartal III-2025 dari defisit US$ 2,7 miliar di kuartal II-2025.

Ini merupakan surplus neraca transaksi berjalan pertama sejak kuartal I-2023 dan yang terbesar sejak kuartal III-2022, yang ditopang oleh kenaikan ekspor nonmigas.

Selain itu, transaksi modal dan finansial mencatatkan defisit US$ 8,1 miliar di kuartal III-2025, sehingga Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tercatat defisit US$ 6,4 miliar di kuartal III-2025 dengan posisi cadangan devisa US$ 148,7 miliar di September 2025.