TOPIKSERU.COM, Sampah khususnya plastik yang tidak terkelola dengan baik, terus menjadi persoalan yang tak habis-habisnya. Beragam dampak buruk terjadi, Mulai dari aspek kesehatan, estetika, bahkan menyasar persoalan sosial, budaya dan ekonomi.
Tak heran, plastik dihasilkan dari bahan baku yang sulit terurai. beberapa jenis produk plastik memakan waktu hingga ratusan tahun agar dapat terurai.

Harus diakui, akar dari persoalan sampah, bukanlah sampahnya, tapi perilaku buruk manusia dalam memperlakukan sampah. Terlepas dari itu, upaya untuk menanggulangi, mengelola, mengurangi sampah, khususnya plastik, bukan tidak ada. Banyak cara, mulai dari yang konvensional hingga pemanfaatan teknologi dan mesin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Nah, di antara banyak cara pengelolaan, di antaranya yakni Ecobrick. Pengelolaan sampah khususnya plastik yang disemangati 2 aspek penting, yakni reduce atau pengurangan dan reuse atau penggunaan kembali.
Sejarah Ecobrick
Ecobrick merupakan gabungan 2 kata, Ecology dan Brick. Dalam bahasa Indonesia, diartikan dengan Batu Bata Ramah Lingkungan. Istilah ecobrick pada awalnya diperkenalkan pria asal Kanada, yang bernama Russell Maier dan istrinya yang berasal dari Indonesia, Ani Himawati Maier Indonesia.
Pasangan ini mulai memperkenalkan Eobcrick pertama kali dari Filipina. Russel yang merupakan seorang seniman, menemukan ide itu ketika menyadari, plastik itu kuat dan tahan dan tak mudah hancur, dan karenanya juga sekaligus menjadi ancaman buruk terhadap lingkungan.
Cara Pembuatan
Membuat Ecobrick sangatlah mudah. Langkah awal, yakni menyiapkan bahan. Mulai dari botol plastik (dapat menggunakan segala jenis botol plastik). Lalu menyiapkan plastik kresek yang dapat digunting, serta tongkat berbahan besi, bambu atau kayu. Sebagai catatan, pergunakanlah bahan-bahan yang kering, bersih dan tak berminyak.

Halaman : 1 2 Selanjutnya