TOPIKSERU.COM, TAPTENG – Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia ( HNSI) Tapanuli Tengah (Tapteng) Sudi Anto Silalahi menanggapi pernyataan eks Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang menyinggung maraknya pukat trawl beroperasi di perairan Sibolga-Tapteng.
Sudi Anto Silalahi juga membenarkan bahwa banyak pengusaha di sektor perikanan di Kota Sibolga dan Kabupaten Tapteng yang menggunakan alat tangkap sesuai aturan terancam gulung tikar akibat pukat trawl.
“Benar, pengusaha kapal di bawah 30 GT banyak yang terancam bangkrut atau gulung tikar,” kata Sudi Anto kepada Topikseru.com, Jumat (7/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sudi Anto juga tak menampik terkait cerita pengusaha yang disampaikan Susi Pudjiastuti bahwa pejabat di daerah tersebut diduga disogok oleh pemilik alat tangkap pukat harimau agar dapat beroperasi.
Dia menilai dugaan tersebut sangat berdasar sebab satu-satunya akses keluar dan masuk alat tangkap ikan tepat di depan Pelabuhan Sibolga.
“Enggak mungkin aparat penegak hukum (APH) tidak mengetahuinya (pukat trawl beroperasi),” ujar Sudi Anto Silalahi.
Ketua HNSI Tapteng ini menyebut keluhan terhadap pukat trawl telah lama disuarakan nelayan tradisional di Sibolga – Tapteng.
Namun, keluhan tersebut tak pernah digubris oleh penegak hukum. Padahal, kata dia ada beberapa instansi penegak hukum laut di wilayah tersebut mulai dari Lanal Sibolga, Polairud Polda Sumut, PSDKP Sibolga.
“Sangat mustahil, APH di Sibolga – Tapteng tidak mengetahui aktivitas kapal-kapal yang menggunakan alat tangkap ilegal tersebut,” kata Sudi.
Susi Pudjiastuti Beber Pukat Trawl Bebas di Sibolga

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti menyoroti beroperasinya pukat trawl di perairan pantai barat Sumatera Utara (Sumut) khususnya Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) dan Kota Sibolga.
Susi yang telah lama bergelut di usaha sektor laut ini mengatakan bertemu dengan seorang pengusaha etnis Tionghoa asal Kota Sibolga di Singapura.
Sang pengusaha tersebut mengeluh kepada Susi terkait usahanya yang terancam bangkrut lantaran terdampak pukat trawl atau pukat harimau yang bebas beroperasi.
“Kemarin saya di Singapura, ada orang Sibolga Chinese, ia bilang ibu saya sekarang bangkrut, kapal saya mau jual, ikan sudah tidak ada lagi, karena pukat harimau merajalela,” kata Susi Pudjiastuti.
Hal ini disampaikan Susi saat berbincang dengan Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi yang diunggah di akun pribadi Instagram @dedimulyadi71, Sabtu (1/2).
Pemilik maskapai Susi Air ini lalu mengatakan maraknya pukat harimau (trawl) di perairan Kota Sibolga lantaran diduga ada pembiaran dari pejabat di daerah tersebut.
Bahkan, kata Susi, temannya tersebut mengaku bahwa diduga para pengusaha alat tangkap terlarang itu menyogok pejabat untuk tetap beroperasi.
“Sekarang kami miskin, pejabat yang kaya. Karena orang-orang sogok pejabat supaya pukat-pukat lancar,” ujar Susi Pudjiastuti.
Penulis : Jasman Julius
Editor : Muchlis