Scroll untuk baca artikel
Ekonomi dan Bisnis

Mentan Amran Sulaiman Mengaku Ditegur Wapres karena Berantas Mafia Pangan, Begini Penjelasannya

×

Mentan Amran Sulaiman Mengaku Ditegur Wapres karena Berantas Mafia Pangan, Begini Penjelasannya

Sebarkan artikel ini
Amran Sulaiman
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman. Foto: Antara/HO-Humas Kementan

Topikseru.com, JAKARTA – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menanggapi terkait beredarnya potongan video yang mengaku ditegur Wakil Presiden (Wapres) karena memberantas mafia pangan. Dalam keterangannya hari ini, Minggu (20/4) mengatakan bahwa pengalaman tersebut tidak terjadi di era pemerintahan saat ini melainkan terjadi di masa lalu.

“Perlu saya klarifikasi, teguran itu terjadi dulu, bukan dari wapres saat ini. Dan dulu juga saya anggap sebagai teguran yang sangat positif. Itu justru membuat saya makin hati-hati dan makin berani dalam memberantas mafia pangan,” kata Mentan Amran Sulaiman.

Dia mengatakan Wapres Gibran Rakabuming Raka mendukung penuh upaya pemberantasan mafia pangan dan korupsi yang saat ini sedang gencar dilakukan Kementerian Pertanian.

“Pak Gibran sangat mendukung. Presiden dan wapres solid mendukung kita untuk bersih-bersih pangan dan membela petani,” ujar Amran.

Baca Juga  Menlu China: Indonesia Kawan Baik, 75 Tahun Sama-sama Mengalami Suka dan Duka

Andi Amran selanjutnya menjelaskan bahwa pernyataan terkait pernah ditegur Wapres itu disampaikannya dalam konteks akademik sebagai refleksi atas pengalaman di masa lalu dalam memperjuangkan ketahanan pangan nasional.

“Saya ingin menunjukkan bahwa dalam menghadapi mafia pangan, kita harus berani, dan keberanian itu harus dibarengi dukungan dari pemimpin kita. Dan selama ini, saya mendapat dukungan penuh dari para presiden dan wakil presiden, termasuk Presiden Prabowo dan Wapres Gibran hari ini,” kata Amran Sulaiman.

Amran Sulaiman mengeklaim bahwa komitmen pemberantasan mafia pangan Pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianti dan Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka memberikan dampak signifikan di Kementerian Pertanian.

Sepanjang periode sebelumnya, 784 kasus mafia pangan berhasil diungkap, dengan 411 orang ditetapkan sebagai tersangka.

Kasus-kasus tersebut mencakup pelanggaran terkait pupuk, hortikultura, peternakan, hingga praktik curang dalam distribusi beras.