Pemerintah AS kemungkinan harus meningkatkan kehadiran militernya di kawasan, dengan konsekuensi miliaran dolar dalam anggaran pertahanan.
Bagaimana Dampaknya Bagi Eropa?
Berbeda dengan AS, negara-negara di Eropa lebih tergantung pada pasokan energi dari Timur Tengah, terutama sejak Rusia memangkas ekspor energi sebagai imbas dari sanksi Perang Ukraina.
Penutupan Selat Hormuz akan menjadi mimpi buruk bagi keamanan energi Eropa:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
1. Lonjakan harga gas dan solar akan memicu krisis energi lanjutan, seperti yang terjadi pada musim dingin 2022.
2. Sektor industri berat di Jerman, Prancis, dan Italia dapat terpukul, memperlambat pemulihan ekonomi pasca-pandemi dan krisis Ukraina.
3. Ketidakstabilan politik dalam negeri bisa muncul di tengah tekanan ekonomi dan protes masyarakat atas naiknya harga energi dan kebutuhan pokok.
Dampak Terhadap Pasar Global dan Ketegangan Diplomatik
Pasar saham internasional sangat sensitif terhadap ancaman geopolitik.
Penutupan Hormuz hampir pasti akan mengguncang bursa saham, menurunkan indeks utama seperti Dow Jones, FTSE, dan DAX.
Dampak lain, akan menekan nilai tukar mata uang negara-negara berkembang yang bergantung pada impor energi.
Ketegangan ini bisa mendorong negara-negara G7 dan G20 untuk menuntut Iran melalui jalur diplomatik dan kemungkinan sanksi baru, yang memperkeruh situasi.
Penutupan Selat Hormuz bukan hanya isu regional Timur Tengah, tapi ancaman global yang memengaruhi harga energi, inflasi, keamanan pasokan, dan stabilitas politik internasional.
AS dan Eropa bukan hanya berkepentingan secara ekonomi, tetapi juga secara geopolitik.
Penulis : Muchlis
Halaman : 1 2