Sementara mengacu Jisdor, kurs rupiah melemah tipis Rp 1 atau 0,01% menjadi Rp 16.356 per dolar AS. Kurs rupiah Jisdor melemah dalam tiga hari perdagangan terakhir.
Pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, sejumlah sentimen yang mempengaruhi pergerakan rupiah adalah ketidakpastian politik seputar independensi Federal Reserve (Fed) yang kembali diuji.
Sebelumnya Presiden AS Donald Trump mencopot Gubernur The Fed Lisa Cook. Pencopotan ini telah menimbulkan kekhawatiran tentang otonomi bank sentral.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di saat yang sama, pesan dovish Ketua Fed Jerome Powell di Jackson Hole, yang mengisyaratkan bahwa kondisi ekonomi AS saat ini ‘mungkin membenarkan’ penurunan suku bunga, memperkuat ekspektasi akan pelonggaran kebijakan moneter di masa mendatang.
Kemudian, Presiden Bank Sentral Federal New York, John Williams, mengatakan pada hari Rabu bahwa suku bunga kemungkinan akan turun pada suatu saat, tetapi para pembuat kebijakan perlu melihat data ekonomi mendatang sebelum memutuskan apakah pemangkasan suku bunga pada pertemuan The Fed 16 September – 17 September merupakan keputusan yang tepat.
Adapun sentimen dari dalam negeri, Ibrahim mengatakan bahwa pasar merespon positif terhadap aksi demontrasi ribuan buruh serta mahasiswa dari pelbagai Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) tumpah ke jalan hari ini terpusat di gerbang utama Gedung DPR/MPR RI Jakarta.
Aksi ini berjalan dengan damai dan tidak anarkis karena ada kerjasama yang apik antara koordinator aksi demo dengan aparat kepolisian yang mengawal jalannya aksi tersebut.
Aksi hari ini akan meluas karena tuntutan yang sama juga diorganisir oleh partai buruh, gerakan serikat buruh dan gerakan mahasiswa di berbagai wilayah lain. Meski demikian, aksi masif tersebut dipastikan bakal berjalan kondusif.
“Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp 16.340 – Rp.16.400 per dolar AS,” ujar Ibrahim.
Halaman : 1 2