Selain faktor eksternal, sentimen dari dalam negeri turut berperan. Pasar masih menantikan rilis data cadangan devisa (cadev) Indonesia yang dinilai menjadi indikator penting bagi pergerakan rupiah.
“Dari domestik, investor menantikan data cadev yang bisa memberikan arah tambahan bagi pergerakan rupiah,” tambahnya.
Secara teknikal, rupiah diperkirakan bergerak dalam kisaran Rp16.350 hingga Rp16.450 per dolar AS pada perdagangan Senin. Level ini diperkirakan menjadi acuan support dan resistance jangka pendek.
Menurut Lukman, kombinasi pelemahan dolar AS di pasar global dan faktor fundamental domestik tetap akan menjadi penggerak utama rupiah. Namun, ia mengingatkan bahwa jika tekanan eksternal kembali muncul, rupiah masih berisiko berfluktuasi di sekitar level resisten.












