Namun, pandangan pasar masih terbelah. Trader Cipher X memperingatkan, kegagalan menembus US$ 112 ribu justru bisa memicu penurunan lebih dalam. Sementara Crypto Tony menegaskan,
“Jika Bitcoin menembus US$ 113 ribu, harga bisa menuju rekor tertinggi baru. Tapi jika gagal, kita bisa turun lagi ke US$ 100 ribu,” ucapnya.
Trader lain, TurboBullCapital, menyoroti level moving average (MA) penting. “Jika Bitcoin kehilangan area US$ 107 ribu, target berikutnya ada di US$ 101 ribu yang bertepatan dengan MA200. Itu level logis untuk memantul,” tulisnya.
Sejumlah analis teknikal melihat pola Fibonacci retracement yang konsisten sejak akhir 2024. Level 0.382 Fibonacci berkali-kali menjadi titik dasar harga Bitcoin.
“Level Fibonacci saat ini ada di sekitar US$ 100 ribu. Jadi skenario terburuk adalah penurunan 10% ke US$ 100 ribu, sebelum reli besar 50% ke atas US$ 150 ribu,” papar Trader ZYN.
Beberapa analis bahkan menilai ada potensi ‘short squeeze’ besar yang akan memukul para short seller sebelum membawa Bitcoin menembus rekor tertinggi baru. Pola ini mirip dengan pergerakan harga pada akhir 2024.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Redaksi tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.












