Keputusan ini, meskipun bisa memicu pelemahan jangka pendek, secara umum dipandang positif oleh pasar karena mendukung pertumbuhan ekonomi domestik.
“Rupiah akan bergerak fluktuatif namun berpotensi menguat,” ujar Sutopo.
Sutopo menambahkan, sentimen utama yang paling dinanti adalah hasil dari pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dan pengumuman kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Seperti diketahui, The Fed akhirnya memangkas suku bunga acuan 25 basis point (bps) menjadi di kisaran 4%-4,25%, seperti yang diharapkan pasar.
Sentimen ini akan memberikan dorongan kuat bagi penguatan rupiah, karena dolar AS akan kehilangan daya tariknya sebagai mata uang safe-haven.
Selain penurunan suku bunga, Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, investor juga akan mencermati proyeksi ekonomi terbaru The Fed dan dot plot.
Setelah itu pasar akan mencermati konferensi pers Ketua The Fed Jerome Powell untuk mendapatkan petunjuk tentang seberapa jauh dan seberapa cepat siklus pelonggaran dapat berlanjut.
Sutopo memproyeksikan, bergerak di kisaran Rp 16.400 – Rp 16.500 per dolar AS pada hari ini (18/9/2025).
Sementara Ibrahim memperkirakan, rupiah bergerak fluktuatif namun berpotensi ditutup menguat dalam rentang Rp 16.390 – Rp 16.440 per dolar AS.
Halaman : 1 2