Topikseru.com – Kenaikan harga pangan dalam beberapa bulan terakhir mulai berdampak serius pada aktivitas perdagangan di pasar tradisional. Sejumlah pedagang di Kota Medan mengeluhkan menurunnya daya beli masyarakat hingga menyebabkan pasar semakin sepi.
Pantauan Topikseru.com di Pasar Petisah, Kecamatan Medan Petisah, dan Pasar Pringgan, Kecamatan Medan Baru, pada Selasa (4/11/2025), hampir tidak terlihat aktivitas jual-beli yang signifikan. Kursi pembeli banyak yang kosong, dan lapak pedagang tampak menunggu tanpa transaksi.
Pedagang Sayur Keluhkan Harga yang Tembus 5 Kali Lipat
Ibu Torong Surbakti (55), salah satu pedagang sayur di Pasar Petisah, mengungkapkan bahwa kenaikan harga bahan pangan sudah berada di luar batas wajar.
“Wortel biasanya cuma Rp 5.000, sekarang sudah Rp 25.000. Ubi manis biasanya Rp8.000, sekarang naik jadi Rp 25.000 per kilo. Belum lagi yang lain. Bagaimana masyarakat mau beli?” keluhnya.
Pedagang yang sudah berjualan selama 31 tahun itu mengatakan, kenaikan harga membuat konsumen menahan pembelian, terutama komoditas sayuran.
Intervensi Pemerintah Dinilai Kurang Efektif
Menurut Torong, intervensi harga dari pemerintah sebenarnya pernah membantu, namun dampaknya hanya berlangsung singkat.
“Iya, pemerintah bantu dua hari, terbantu ya terbantu, tapi 28 harinya harga cabai selangit,” ungkapnya sambil tersenyum getir.

									










