Topikseru.com – Pada akhir perdagangan Kamis (20/11/2025) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 13,34 poin atau 0,16% ke 8.419,91 di pasar spot.
Menanggapi hal tersebut, Head of Research Retail MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menilai penguatan IHSG didorong oleh kinerja positif saham-saham konglomerasi serta sejalan dengan tren penguatan bursa global dan apresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Sementara itu, Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang, mengatakan pergerakan IHSG dipengaruhi oleh sejumlah data penting domestik.
Misalnya, neraca transaksi berjalan Indonesia mencatatkan surplus US$ 4 miliar di kuartal III-2025 dari defisit US$ 2,7 miliar di kuartal II-2025.
Ini merupakan surplus neraca transaksi berjalan pertama sejak kuartal I-2023 dan yang terbesar sejak kuartal III-2022, yang ditopang oleh kenaikan ekspor nonmigas.
Selain itu, transaksi modal dan finansial mencatatkan defisit US$ 8,1 miliar di kuartal III-2025, sehingga Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tercatat defisit US$ 6,4 miliar di kuartal III-2025 dengan posisi cadangan devisa US$ 148,7 miliar di September 2025.
Proyeksi IHSG
Alrich menerangkan secara teknikal, IHSG membentuk candlestick shooting star yang mengindikasikan adanya potensi pembalikan arah tren, diiringi dengan Stochastic RSI yang bergerak menuju pivot area.
“Sehingga kami memperkirakan IHSG berpotensi melemah menuju level 8.350-8.400 pada perdagangan Jumat (21/11),” kata Alrich.












