Analis BRI Danareksa Sekuritas, Reza Diofanda, mengatakan tren penguatan IHSG secara teknikal masih berpotensi berlanjut selama indeks tidak turun di bawah area support 8.450–8.500.
“Rebound kuat pada perdagangan Senin juga diperkuat oleh net foreign buy yang besar, didorong rebalancing MSCI yang efektif mulai pekan ini,” ujarnya.
Rebalancing tersebut membuat tujuh emiten resmi masuk ke jajaran konstituen MSCI per Selasa (25/11), yakni BRMS, BREN, DSNG, ENRG, MSIN, RAJA, dan WIFI.
Dari sisi makro, ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada 2025 serta stabilnya fundamental ekonomi domestik turut menopang sentimen pasar.
Kendati demikian, Reza menilai ada sejumlah faktor yang bisa membatasi penguatan IHSG. Aksi ambil untung setelah reli, pelemahan rupiah yang menjadi risiko utama bagi saham berorientasi impor, serta ketidakpastian arah kebijakan suku bunga The Fed masih berpotensi menahan laju indeks.
Untuk pekan ini, IHSG diperkirakan mencoba menguji resistance terdekat di area 8.600–8.650. Jika mampu menembus level tersebut, peluang kenaikan menuju 8.700 terbuka.
Menjelang akhir tahun, IHSG diproyeksikan bergerak dalam rentang 8.500–8.750 dengan kecenderungan menguat seiring aliran dana masuk dan potensi lanjutan window dressing.
“Window dressing masih berpeluang berlanjut hingga akhir tahun, didorong penyesuaian portofolio manajer investasi dan ekspektasi perbaikan kinerja emiten kuartal IV,” kata Reza.
Ia menambahkan, arus dana masuk pasca-rebalancing indeks serta meningkatnya likuiditas menjelang akhir tahun juga memperkuat potensi window dressing.
Meski begitu, investor tetap perlu mewaspadai aksi taking profit, volatilitas saham-saham yang terdampak rebalancing, pelemahan rupiah, dan ketidakpastian kebijakan The Fed.
Di tengah dinamika pasar saat ini, Reza merekomendasikan beberapa saham yang dinilai masih menarik. Untuk sektor internet service, ia menyarankan beli saham WIFI dengan target harga Rp 4.050–Rp 4.100.
Di sektor jasa pertambangan, ia merekomendasikan saham DEWA dengan target Rp 440–Rp 480. Sementara di sektor consumer goods, ia menyarankan beli saham UNVR dengan target harga Rp 2.750–Rp 2.900.
10 Saham Net Buy Terbesar Asing di Perdagangan Selasa (25/11/2025)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali terkoreksi setelah sehari sebelumnya menyentuh rekor tertinggi.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) via RTI, IHSG ditutup melemah 48,36 poin atau 0,56% ke level 8.521,88 pada akhir perdagangan Selasa (25/11/2025).
Sejak pembukaan, IHSG bergerak di zona merah dan hanya berfluktuasi pada kisaran 8.487–8.574.
Aktivitas pasar tetap ramai dengan total volume transaksi mencapai 57,55 miliar saham senilai Rp 31,26 triliun.
Dari seluruh saham yang diperdagangkan, 364 saham tercatat turun, 277 saham menguat, dan 170 saham stagnan.
Investor asing turut menekan pasar dengan mencatatkan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 308,05 miliar di seluruh pasar.
Berikut 10 saham net buy terbesar asing pada Selasa:
1. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) Rp 1,41 triliun
2. PT MD Entertainment Tbk (FILM) Rp 100,23 miliar
3. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) Rp 95,88 miliar
4. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) Rp 86,8 miliar
5. PT Petrosea Tbk (PTRO) Rp 68,57 miliar
6. PT Timah Tbk (TINS) Rp 64,4 miliar
7. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 63,77 miliar
8. PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) Rp 36,35 miliar
9. PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) Rp 30,35 miliar
10. PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) Rp 13,09 miliar












