Scroll untuk baca artikel
BursaEkonomi dan Bisnis

IHSG Menguat 40,08 Poin Bertengger di Level 8.548,78 di Akhir Perdagangan Senin (1/12/2025)

×

IHSG Menguat 40,08 Poin Bertengger di Level 8.548,78 di Akhir Perdagangan Senin (1/12/2025)

Sebarkan artikel ini
IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 40,08 poin atau 0,47% ke 8.548,78 di pasar spot. Sebanyak 317 saham naik, 380 saham turun dan 113 saham stagnan.

IHSG Dibuka di Zona Hijau di Awal Bulan Desember 2025

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau pada perdagangan awal bulan Desember 2025 ini.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI) via RTI, IHSG menguat 0,33% ke level 8.536,51 pada perdagangan Senin (1/12/2025) pukul 09.02 WIB.

Kenaikan IHSG ditopang kenaikan tujuh indeks sektoral. Sektor yang paling naik tinggi adalah keuangan,barang konsumer non primer, teknologi, Kesehatan, infrastruktur, energi serta barang baku.

Total volume perdagangan saham di BEI pagi ini mencapai 2,27 miliar dengan nilai transaksi Rp 1,47 triliun. Ada 273 saham yang menguat, 207 saham yang turun dan 201 saham lainnya stagnan.

Top gainers di LQ45 adalah:
1. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) 4,51% ke Rp 2.550 per saham
2. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) 2,75% ke Rp 2.990 per saham
3. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) 1,75% ke Rp 2.320 per saham

Top losers di LQ45 adalah:
1. PT Astra International Tbk (ASII) 2,67% ke Rp 6.375 per saham
2. PT Amman Mineral International Tbk (AMMN) Rp 2,27% ke Rp 6.450 per saham
3. PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) 1,91% ke Rp 1.025 per saham

Analis Pasar: IHSG bergerak dalam rentang 8.470–8.600

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi membuka awal pekan dengan peluang penguatan tipis pada Senin (1/12/2025), setelah pada penutupan perdagangan Jumat (28/11) melemah 0,43% ke level 8.508,71.

Baca Juga  IHSG Menghijau Naik 50,67 Poin Berada di Level 7.909,31 Pagi Ini

Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang, menilai pola pergerakan IHSG masih memberi ruang rebound, meski terbatas.

“Selama IHSG bertahan di kisaran pivot 8.500, peluang technical rebound pada Senin tetap ada,” ujarnya.

Sejumlah rilis data ekonomi akan menjadi penggerak utama pasar pada awal Desember. Pasar menanti data Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur, inflasi November, dan neraca perdagangan Oktober.

Inflasi diproyeksikan berada di 0,3% secara bulanan dan 2,8% secara tahunan, sementara surplus neraca perdagangan Oktober diperkirakan mencapai US$ 3,8 miliar.

Bila data-data tersebut sesuai ekspektasi, IHSG berpeluang memulai perdagangan dengan sentimen positif.

Sektor energi dan emiten berfundamental kuat menjadi kandidat penggerak indeks, sementara saham teknologi yang sempat tertekan diperkirakan bergerak variatif. Alrich memperkirakan IHSG bergerak dalam rentang 8.470–8.600.

Praktisi pasar modal dan Founder WH-Project, William Hartanto, juga melihat peluang penguatan. Ia menilai IHSG telah membentuk support baru di level 8.500.

“Selama di atas 8.500, peluang rebound cukup kuat,” tegasnya.

William mencermati rotasi sektor mulai kembali mengarah ke saham-saham new blue chips milik grup konglomerasi. Namun, tekanan dari sektor perbankan masih terasa seiring arus keluar dana asing.

Pada Jumat lalu, investor asing mencatat net sell Rp 912,51 miliar, terutama pada saham BBRI, BBCA, dan ANTM. Ia memperkirakan IHSG hari ini akan bergerak di kisaran 8.500–8.600.