Sementara itu, Presiden Komisioner HFX International Berjangka, Sutopo Widodo, memperkirakan rupiah pada perdagangan berikutnya akan bergerak datar dengan kecenderungan melemah terbatas.
“Rupiah berpotensi fluktuatif di kisaran Rp16.650–Rp16.800 per dolar AS,” ujarnya.
Sutopo menegaskan bahwa rilis Nonfarm Payrolls (NFP) AS menjadi penentu arah rupiah dalam jangka pendek.
“Jika NFP lebih kuat dari perkiraan, dolar akan menguat lebih lanjut dan menekan rupiah mendekati Rp16.800. Sebaliknya, jika NFP lemah, rupiah berpeluang kembali menguji Rp 16.700,” katanya.
Kondisi risk-off global serta DXY yang berada di level tertinggi enam bulan juga membuat rupiah sulit menguat signifikan.
Di sisi domestik, Sutopo menilai keputusan BI menjaga suku bunga serta surplus transaksi berjalan kuartal III-2025 memberikan penyangga penting bagi rupiah. Meski begitu ia mengakui sentimen global tetap mendominasi.
“Fundamental domestik mungkin akan kesulitan menahan tekanan penguatan dolar yang sangat kuat di pasar global,” ujarnya.












