Syamsir, warga setempat, mengaku perahu yang tersedia tidak mencukupi untuk membawa seluruh warga jika banjir rob benar-benar datang.
“Perahu kami sangat terbatas. Hanya perahu saya yang siap dipakai, itu pun kapasitasnya kecil,” ujarnya.
Akses Darat Putus Total, Jalur Sungai Jadi Satu-satunya Harapan
Hingga hari ini, dua desa tersebut masih terisolasi karena akses darat terputus total akibat banjir bandang sebelumnya. Warga hanya mengandalkan jalur sungai, dengan waktu tempuh hingga 4 – 5 jam untuk mencapai desa terdekat.
Transportasi air itu menjadi satu-satunya cara bagi warga untuk mendapatkan kebutuhan pokok seperti beras, air minum, obat-obatan, hingga perlengkapan bayi.
Belum Ada Tindakan dari BPBD Langkat
Meski ancaman banjir rob semakin dekat, hingga Rabu siang belum ada respons resmi dari BPBD Kabupaten Langkat terkait langkah mitigasi, bantuan logistik, maupun kesiapan evakuasi terhadap lebih dari seribu warga di dua desa tersebut.
Warga berharap pemerintah daerah segera turun tangan sebelum banjir rob benar-benar melanda dan memperparah kondisi yang sudah terdampak bencana sebelumnya.






