Topikseru.com – Banjir bandang dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Utara, termasuk Kabupaten Tapanuli Selatan, tak hanya merusak rumah warga dan menelan korban jiwa. Dampak psikologis terutama pada anak-anak kini menjadi perhatian serius para relawan di lapangan.
Di Posko Pengungsian Batuhula, Kecamatan Batang Toru, ratusan anak mengikuti sesi trauma healing untuk memulihkan kondisi emosional mereka pascabencana.
Trauma Anak Pascabencana: Ketakutan hingga Gangguan Tidur
Bagi banyak anak, bencana alam kerap meninggalkan luka psikologis mendalam. Rasa takut, hilang kendali, hingga kesulitan tidur menjadi gejala yang banyak muncul setelah mereka menyaksikan banjir bandang yang merusak pemukiman.
Nova Selia, relawan yang memfasilitasi kegiatan trauma healing, mengatakan bahwa dukungan emosional harus diberikan sejak dini agar trauma tidak berkembang menjadi gangguan jangka panjang.
“Anak perlu berada di lingkungan yang aman, baik fisik maupun emosional. Fondasi rasa aman inilah yang membantu mereka memulai proses penyembuhan,” ujar Nova, Selasa (9/12/2025).
Trauma Healing Lewat Permainan dan Aktivitas Kelompok
Sejak beberapa hari terakhir, posko pengungsian berubah menjadi ruang pemulihan psikososial. Anak-anak diajak bermain peran, bernyanyi, menggambar, hingga mengikuti permainan kelompok untuk membantu mengekspresikan emosi secara sehat.
Menurut Nova, aktivitas tersebut membantu anak kembali merasakan stabilitas setelah rutinitas mereka berubah drastis akibat bencana.












