TOPIKSERU.COM, – Sekitar tahun 1970-an, isu rambut gondrong jadi topik panas di Indonesia. Dari akademisi, budayawan, sampai gubernur.
Semua kalangan sibuk berdebat mengenai definisi gondrong dan bagaimana kategori gondrong.
Beritanya meramaikan halaman utama koran-koran besar seperti Sinar Harapan, Kompas, dan Pos Kota.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Masalah rambut gondrong ini bikin orangtua ketar-ketir, takut anak-anak mereka kebawa arus gaya hidup Barat yang bebas.
Akhirnya, pemerintah ngeluarin larangan resmi rambut gondrong. Semua pelajar wajib potong rambut cepak ala ABRI.
Kala itu, kantor-kantor pemerintah tidak akan melayani orang-orang berambut panjang ini, pun begitu para artis tidak boleh tampil di televisi nasional.
Uniknya, kebijakan nyeleneh ini tidak berhenti sampai di situ.
Awal tahun 1970-an, pemerintah bikin BAKOPERAGON (Badan Koordinasi Pemberantasan Rambut Gondrong), yang bertujuan memberantas rambut panjang, terutama di kalangan anak muda.
BAKOPERAGON kerjasama dengan polisi dan tentara buat razia rambut gondrong. Mereka siap sedia dengan gunting di jalanan, sekolah, tempat umum, bahkan masuk ke kampus-kampus.
Pemerintah pasang target Indonesia bebas rambut gondrong tahun 1973.
Anak muda tentu aja protes. Bagi mereka, orangtua pun di cap munafik. Mereka sibuk berbicara soal moral dan norma, padahal mereka yang sering melanggar.
“Ngapain ngurusin rambut orang, sementara judi, prostitusi, dan korupsi merajalela?” pikir mereka.
Kebijakan ini jelas gak populer di kalangan anak muda. Suasana makin panas ketika razia mulai sering dilakukan di kampus-kampus.
Menuai Protes
Bom waktu meledak pada September 1970, saat razia rambut gondrong dilakukan di ITB.
ITB dan Bandung waktu itu jadi markas anak muda berambut gondrong. Para taruna dari AKABRI sibuk memangkas rambut mahasiswa.
Halaman : 1 2 Selanjutnya