Lama-lama tindakan aparat bikin mahasiswa ITB dan warga sekitar kesal. Protes besar-besaran pun terjadi.
Untuk mendinginkan suasana, aparat bikin pertandingan persahabatan sepak bola antara taruna dan mahasiswa.
Tapi usaha ini gagal total. Pertandingan berakhir dengan kericuhan, protes makin lantang, mahasiswa berperang dengan aparat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di tengah kekacauan, seorang mahasiswa ITB gugur terkena peluru taruna.
Mahasiswa itu, Rene Louis Coenraad, kebetulan lewat saat aksi protes.
Kematiannya semakin bikin geger warga Bandung dan memperburuk hubungan mahasiswa dengan aparat.
Pemerintah dan militer dikritik keras dari berbagai universitas.
Kematian Coenraad, yang diperingati sebagai Peristiwa 6 Oktober 1970, menunjukkan kejamnya pemerintah yang sibuk ngurus moral orang lain.
Sejak itu, mahasiswa makin serius mengkritik pemerintah dan mengorganisir gerakan.
Larangan rambut gondrong malah bikin anak muda makin berbahaya.
Mahasiswa tidak lagi sekadar protes soal rambut gondrong.
Mereka mulai kritis terhadap pembangunan yang tidak merata, kebijakan pemerintah yang menguntungkan Soeharto dan rekan-rekannya.
Protes mahasiswa juga merembet ke soal Dwifungsi ABRI, Kopkamtib yang seenaknya sendiri, dan ketergantungan Indonesia pada investasi asing.
Pada tahun 1970-an, anak muda berubah jadi ancaman nyata bagi Orde Baru: kelompok kritis, terorganisir, dan aktif secara politik.(*)
Penulis: Zei
Halaman : 1 2