Proyeksi IHSG
Alrich menerangkan secara teknikal, IHSG membentuk candlestick shooting star yang mengindikasikan adanya potensi pembalikan arah tren, diiringi dengan Stochastic RSI yang bergerak menuju pivot area.
“Sehingga kami memperkirakan IHSG berpotensi melemah menuju level 8.350-8.400 pada perdagangan Jumat (21/11),” kata Alrich.
Alrich menerangkan sejumlah sentimen yang bakal memengaruhi pergerakan indeks, antara lain dari Inggris akan dirilis data retail sales Oktober 2025 yang diperkirakan melambat menjadi 0,1% MoM dari 0,5% MoM di September 2025.
Untuk S&P Global Manufacturing PMI Flash Inggris bulan November 2025 diperkirakan turun ke 49,5 dari 49,7 di Oktober 2025.
Sedangkan dari Jerman, akan dirilis HCOB Manufacturing PMI Flash bulan November 2025 yang diperkirakan naik ke level 50,1 dari 49,6 di Oktober 2025.
Dari AS, indeks S&P Global Composite PMI Flash bulan November 2025 diperkirakan turun ke 53,8 dari 54,6 di Oktober 2025. Sementara Michigan Consumer Sentiment Final bulan November 2025 diperkirakan turun ke level 50,3 dari 53,6 di Oktober 2025.
Adapun Herditya memprediksi pergerakan IHSG Jumat (21/11) rawan koreksi dengan support 8.399 dan resistance 8.442.
“Investor akan menanti data NFP (Non-Farm Payroll) AS,” ujar Herditya.
Rekomendasi Saham
Herditya menyarankan investor untuk mencermati saham CUAN di rentang harga Rp 2.380-Rp 2.500, INKP pada target harga Rp 7.950-Rp 8.100, dan PANI dengan rentang harga Rp 14.325-Rp 14.650.
Sementara itu, pilihan utama Phintraco Sekuritas untuk perdagangan Jumat (21/11) antara lain GZCO, WIFI, INKP, BBYB, dan MEDC.












