TOPIKSERU.COM, TAPTENG – Terik menyengat meski jam masih menunjuk pukul 10:00 WIB: masih terbilang pagi. Jalanan di Kelurahan Pondok Batu, Kecamatan Sarudik, Tapanuli Tengah masih lengang di akhir pekan lalu. Jalur ini, merupakan akses menuju objek wisata yang kini sedang berbenah. Namanya Pandaratan.
Terletak di tepi pantai. Menuju ke lokasi ini memang sedikit menantang. Pasalnya, setelah melintasi tempat pengambilan tiket masuk yang dijaga beberapa warga lokal, jalur diawali dengan tanjakan dan berbatu. Sedikit menikung di puncak bukit.
Berhentilah sejenak, karena sajian sudah dimulai. Dari puncak ini, terhampar perpaduan lanskap Pandaratan yang memesona. Di kejauhan tampak Pulau Poncan Gadang dan Poncan Ketek. Pulau-pulau bersejarah bagi Kota Sibolga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Permukaan air laut terlihat dalam guratan-guratan bergelombang yang dilintasi kapal atau perahu nelayan. Belasan bagan-bagan pancang tersusun acak. Sementara di bagian pantai terdapat kawasan Mangrove menghijau terhampar: walau hanya sedikit.

Belum berhenti. Di sisi kanan bukit, panorama lain tak kalah asik. Beragam bangunan berbaris mengikut garis pesisir Kota Sibolga. Rumah warga, Pelabuhan Sambas yang terus sibuk, nelayan yang hilir mudik dengan perahu kecilnya, serta pelabuhan-pelabuhan perikanan yang dipadati kapal yang sedang melabuh jangkar.
Hmmmm… Bayangkan, betapa aduhainya menikmati paduan keindahan itu saat Sunset bergelayut.
Puas dengan lanskap Pandaratan, perjalanan berlanjut dengan kontur jalan bergelombang menurun. Pelan-pelan saja. Tapi jangan khawatir, melintasi jalur sedikit ekstrim itu tak butuh waktu lama, hanya sekitar 5 menit. Setelahnya, jalan mulai rata dengan material pasir.
Mendekati bibir pantai, sajian baru menanti. Belasan lokasi bersantai yang dikelola warga sekitar berjejer. Terdapat juga warung-warung yang menyediakan menu minuman dan makanan. Silahkan memilih tempat bersantai yang nyaman. Tunggu, tempat bersantai lesehan tidak saja berbentuk pondokan, tapi juga beragam jenis ayunan.
Mulai Dikelola Sejak 2020
Lindung Marbun, satu dari antara belasan pengelola warung dan tempat bersantai di Pandaratan. Pria berusia 46 tahun sedang menggergaji papan bekas saat Topikseru.com belum lama ini berkunjung ke warungnya.
“Mau buat tempat (booth-red) foto, rencana di pantai bang, yang genangannya agak rendah. Biar bisa tamu bisa foto-foto bang,” ucap Lindung dengan ramah.

Lindung menata tepian pantai sedemikian rupa. Tempat duduk berkonsep lesehan atau tempat duduk biasa dengan meja, ayunan dan beberapa lokasi swafoto. Misalnya booth foto berlatar kayu tua yang ia temukan terdampar di pantai. Kayu itu berbentuk unik. Lindungnpun mengecatnya, lantas menyusunnya membentuk persegi empat.
Ia mengaku, mengelola lokasi itu sejak tahun 2020. Ihwalnya, Lindung memang sudah biasa datang ke Pandaratan, bahkan sejak usia remaja. Dulu pantai ini menjadi tempat mendarat kapal-kapal nelayan. Dari sana pula, nama pantai ini popular menjadi Pandaratan.
Penuturan Lindung, selain penduduk lokal dan para nelayan, pantai ini sejak lama kerap menjadi tempat berkunjung anak-anak muda. Mereka sekedar bermain, mandi atau bersantai.
Lalu satu waktu, ia mengajak beberapa kerabat dan istrinya. Lindung mengaku para kerabatnya menyukai lokasi tersebut. Dari sana, terbersit ide untuk menjadikan tempat itu sebagai tempat wisata. Para kerabat dan istrinya pun mendukung ide itu.
“Dari sanalah awalnya, walau kondisi keuangan pas pasan, tapi ada keluarga yang mau bantu, dikumpulin lah modalnya, dan mulai mendirikan pondok,” tutur Lindung.
Cerita-cerita Mistis
Pandaratan masih terus berbenah. Meski dengan keterbatasan, misalnya sumber listrik yang masih mengandalkan mesin genset. Namun, untuk akses air, Lindung mengaku telah menemukan sumber yang tepat. Yakni dari mata air perbukitan di kawasan Pandaratan.
Mata air itu ia alirkan menggunakan pipa hingga ke toilet tak jauh dari pondokan yang ia bangun. Toilet yang juga ia sediakan untuk digunakan para pengunjung.
Lindung mengaku, mata air itu bagaikan berkah sekaligus menjadi pengingat khususnya buat dirinya, tentang pentingnya menjaga kawasan Pandaratan.

Penulis : Damai Mendrofa
Editor : Muklis
Halaman : 1 2 Selanjutnya